Bagaimana Pasukan Mamluk Mengalahkan Kekaisaran Mongol yang Kuat?

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 19 November 2023 | 11:00 WIB
Ilustrasi duel prajurit Mamluk melawan Mongol. (Via alchetron)

Akar kesuksesan bangsa Mongol terletak pada cara hidup mereka. Sebagai bangsa nomaden yang tinggal di padang rumput Asia Tengah, anak-anak mereka belajar berkuda, menembak, dan berburu sejak usia dini.

Bangsa Mongol juga menjadi terkenal dengan siasat militer mereka. Taktik yang paling disukai saat mengepung benteng adalah dengan mendorong sekelompok tahanan ke pertahanan musuh pada gelombang pertama penyerangan.

Para tawanan ini akan menyerap amunisi dan energi para prajurit bertahan musuh sebelum  kemudian serangan utama bangsa Mongol. 

Carpini tak tinggal diam, ia menghabiskan sebagian besar perjalanannya untuk berbicara dengan orang-orang dari seluruh Eurasia. Di tengah-tengah banyak pertanyaan dan percakapannya, ia memiliki satu pertanyaan mendasar: bagaimana bangsa Mongol dapat dihentikan?

Carpini Merancang Strategi

Jadi, dengan kekuatan yang sangat mencolok ini, bagaimana bangsa Mongol bisa dikalahkan? Carpini mengumpulkan banyak teori yang menjanjikan untuk memecahkan teka-teki ini, meskipun hanya beberapa yang masuk akal untuk diterapkan.

Salah satunya adalah ketika Carpini mendengar bahwa bangsa Mongol mengalami masalah ketika melintasi pegunungan. Batu-batu besar di lokasi tersebut memiliki kekuatan magnet yang membuat para prajurit mongol tak bisa mengarahkan anak panahnya.

Utusan paus dengan tekun mencatat semua cerita ini, tetapi tindakan penanggulangan seperti itu hampir tidak dapat ditiru. Rekomendasinya sendiri lebih bersahaja. 

"Siapa pun yang ingin berperang melawan bangsa Tartar," nasihatnya, "harus memiliki senjata-senjata berikut ini: busur yang kuat dan bagus, busur panah, yang sangat ditakuti oleh mereka, persediaan anak panah yang cukup, kapak yang terbuat dari besi yang kuat, atau kapak perang yang memiliki gagang yang panjang."

Yang tak kalah penting, Carpini menyarankan agar setiap pasukan yang dikirim ke medan perang harus diorganisir dengan cara yang sama seperti pasukan Mongol.

Carpini benar. Mengalahkan bangsa Mongol membutuhkan pasukan dengan kekuatan yang sama dalam perang. Namun, pasukan Kristen tidak akan menjadi pasukan yang membuktikan maksudnya. 

Tugas itu diserahkan kepada kekuatan yang berbasis di Mesir yang mengobarkan perang selama 60 tahun melawan bangsa Mongol, dimulai pada 1260. Kekuatan itu adalah kekaisaran Mamluk.