Terbukanya Tabir Evolusi Organ Reproduksi, Simpanse Juga Menopause

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Kamis, 23 November 2023 | 14:00 WIB
Seekor simpanse betina, Roxy, mengoleskan serangga pada luka di wajah simpanse jantan dewasa bernama Thea. Simpanse betina dapat hidup lebih lama dan juga mengalami fase menopause seperti manusia. Temuan terbaru membuka kemungkinan evolusi organ reproduksi pada manusia dan primata lainnya. (Tobias Deschner/ Ozouga chimpanzee project)

Nationalgeographic.co.id—Meski mamalia identik dengan spesies makhluk hidup yang melahirkan, namun tidak semuanya memiliki fase menopause seperti manusia. Sejauh ini, menopause hanya diketahui pada manusia dan dua jenis paus bergigi (cetacea), yakni paus pembunuh (Orcinus orca) dan paus-pilot sirip-pendek (Globicephala macrorhynchus).

Dengan sedikitnya laporan tentang menopause pada hewan, menjadikan manusia, paus pembunuh, dan paus-pilot sirip-pendek sebagai kasus unik di dunia hewan. Alih-alih sebagai mamalia unik, mungkin karena hanya sedikit penelitian yang membahas fase di mana hormon reproduksi betina menurun di usia tua ini.

Sebuah penelitian baru justru mengungkapkan sebuah pemahaman baru tentang menopause pada spesies lainnya, simpanse. Mengetahui fase ini pada simpanse, kerabat terdekat manusia, juga menjadi wawasan bagaimana organ reproduksi berevolusi.

Oleh para peneliti, laporan tersebut dipublikasikan di jurnal Science pada 27 Oktober 2023, bertajuk "Demographic and hormonal evidence for menopause in wild chimpanzees". Mereka mempelajari bagaimana 185 betina pada kumpulan simpanse liar di Taman Nasional Kibale, Uganda dari tahun 1995 hingga 2016.

“Tidak seorang pun akan berasumsi bahwa [menopause] adalah sesuatu yang pernah diamati pada simpanse,” Brian Wood, salah satu penulis penelitian makalah, antropolog evolusi di University of California, Los Angeles.

“Sekarang kita sudah bisa memahami kondisi ekologi dan sosial yang diperlukan agar hal ini bisa muncul,” lanjutnya, dikutip dari Washington Post.

Simpanse hidup lebih lama pada pascareproduksi.

Menopause, fase alami dari siklus menstruasi, terjadi pada sekitar usia 50 tahun pada manusia. Tim penelitian justru mengungkapkan, “Menopause mengakhiri reproduksi pada usia 50 tahun baik pada manusia maupun simpanse liar."

Pernyataan tersebut menandakan bahwa simpanse juga hidup lebih lama dari invertebrata lain di alam liar. Invertebrata liar lainnya sebagian besar tidak hidup lama setelah mereka tidak bereproduksi lagi.

Sebelumnya, para ilmuwan telah memastikan bahwa simpanse di Taman Nasional Kibale berusia lama. Penelitian sebelumnya memperkirakan bahwa simpanse betina hidup sampai usia tua karena kondisi lingkungan Taman Nasional Kibale menguntungkan harapan hidup.

Pendapat tersebut tidak sepenuhnya salah. Pasalnya, saat di dalam penangkaran yang memiliki kondisi yang menguntungkan simpanse juga membuat simpanse betina bisa hidup lebih lama.

Namun, menopause adalah kemungkinan baru yang dapat memperpanjang waktu hidup simpanse setelah reproduksi berakhir. Bisa jadi, ungkap tim dalam makalah, kemampuan ini ada pada sepanjang sejarah evolusi simpanse.