Sejak masa Kaisar Jiajing (1522-66), sepasang burung phoenix dibedakan berdasarkan bulu ekor kedua burung tersebut. Keduanya digambarkan bersama-sama membentuk pola lingkaran tertutup. Yang burung jantan diidentifikasi dengan lima bulu ekor bergerigi dan betina memiliki dua bulu ekor melengkung atau bersulur.
Di era Dinasti Ming, Fenghuang digunakan sebagai simbol yang mewakili arah selatan. Hal ini digambarkan melalui seorang pria dan wanita yang saling berhadapan. Bulu mereka memiliki lima warna dasar: hitam, putih, merah, hijau, dan kuning. Warna-warna ini dikatakan mewakili nilai-nilai Konfusianisme: kesetiaan, kejujuran, kesopanan, dan keadilan.
Konotasi positif Fenghuang dalam mitologi Tiongkok
Fenghuang memiliki konotasi yang sangat positif. Burung ini menjadi simbol kebajikan dan rahmat yang tinggi. Fenghuang juga melambangkan penyatuan yin dan yang. Dalam Shanhaijing, diungkapkan bawa setiap bagian tubuh Fenghuang melambangkan makna tertentu. Kepala melambangkan kebajikan, sayap melambangkan tugas, punggung melambangkan, perut melambangkan keyakinan, dan dada melambangkan belas kasihan.
Di Tiongkok kuno, Fenghuang juga sering ditemukan dalam dekorasi pernikahan atau keluarga kerajaan. Makhluk mitologi Tiongkok ini kerap disandingkan dengan naga. Orang Tiongkok menganggap naga dan phoenix melambangkan hubungan bahagia antara suami dan istri, metafora yin dan yang yang umum.
“Kemunculannya dianggap sebagai tanda perdamaian dunia,” tambah Gorlinski. Kemunculannya yang terakhir konon terjadi di Provinsi Anhui di makam ayah Hongwu, pendiri Dinasti Ming pada tahun 1368.
Orang Tiongkok percaya bahwa nyanyian fenghuang sangat indah dan bermakna. Selain itu, burung mitologi Tiongkok ini juga memiliki keistimewaan, yaitu apresiasi terhadap musik manusia.
Seiring berjalannya waktu, Fenghuang menjadi salah satu makhluk keberuntungan paling populer di Tiongkok. Hingga kini, gambar Fenghuang digunakan dalam seni, puisi, nama, kostum, hingga pernikahan tradisional Tiongkok.