Dewa-Dewi Mitologi Yunani Menjadikan Hewan Dunia Nyata Sebagai Simbol

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 25 November 2023 | 08:00 WIB
Dalam mitologi Yunani, Zeus dikisahkan merubah dirinya menjadi banteng. Ia menjadi banteng putih yang gagah demi memikat Europa yang cantik. (Carlo Maratta/National Gallery of Ireland )

Nationalgeographic.co.id—Dewa-dewi mengagumkan dalam mitologi Yunani, dikaitkan dengan hewan tertentu yang dianggap sebagai perwujudan suci dari berbagai dewa. Melalui karakteristik unik mereka, makhluk-makhluk tersebut mencerminkan kekuatan ilahi para dewa ini.

Banyak legenda yang menceritakan tentang dewa-dewa yang bermetamorfosis menjadi hewan. Hal ini semakin mengukuhkan hubungan antara dunia dewa dan dunia hewan. Seiring berjalannya waktu, hewan-hewan tertentu menjadi terkait dengan dewa-dewi Yunani tertentu.

Mitologi Yunani: Hewan-hewan Suci Zeus

Dalam jajaran dewa-dewi Yunani, Zeus, bapak para dewa dan penguasa langit, memiliki kekuatan dan pengaruh yang tak tertandingi. 

Dalam beberapa kisah, memiliki kemampuan luar biasa untuk berubah bentuk menjadi berbagai hewan. Biasanya keterampilan ini sering digunakannya untuk mengejar kasih sayang manusia.

“Bentuk hewan yang disukai oleh Zeus adalah elang dan banteng, masing-masing mencerminkan sisi-sisi yang berbeda dari persona ilahinya,” jelas Maria Rybachuk, pada laman Greek Reporter.

Banyak gambaran Zeus menampilkan seekor elang berbulu emas yang megah yang dikenal sebagai Aetos Dios, bertindak sebagai utusan pribadinya dan teman di samping takhtanya.

Salah satu kisah legendaris, menceritakan bagaimana Zeus berubah menjadi seekor elang dan menculik Ganymede yang cantik.

Pria yang sangat cantik ini, sebagaimana yang digambarkan Homer, berasal dari Kota Troy. Dia "adalah yang tercantik yang dilahirkan dari ras manusia, dan oleh karena itu para dewa menangkapnya … " kata Homer dalam “Iliad”.

“Karena tertarik dengan kecantikan Ganymede,” Maria menjelaskan, “Zeus berubah menjadi seekor elang dan menangkap pemuda itu, lalu membawanya ke Gunung Olympus untuk berperan sebagai pembawa piala dewa.”

Hewan lain yang diasosiasikan dengan Zeus adalah banteng. Banteng mewakili keberingasan dan kekuatan, sebuah manifestasi dari kekuatan Zeus.

Mitos yang paling terkenal menyatakan bahwa Zeus  jatuh cinta pada Europa, seorang putri dari Tirus. Ia ingin membawanya pergi untuk tinggal bersamanya. 

Suatu hari, saat berkeliaran di antara ternak ayahnya, Europa bertemu dengan seekor banteng jantan. Tanpa sepengetahuannya, banteng ini adalah Zeus, yang membuat taktik licik untuk memenangkan hatinya.

Mitologi Yunani: Hewan-hewan Dewi Hera

Gustave Moreau (1826-1898), lukisan (Musée National Gustave-Moreau)

Istri Zeus, Hera, memegang kendali atas berbagai ranah seperti pernikahan, wanita, dan persalinan. Dalam penggambaran artistik, Hera sering ditemani oleh hewan-hewan simbolis yang mewujudkan sifat-sifat ilahi.

Sapi, yang diasosiasikan dengan kecenderungan mengasuh dan keibuan melalui perawatannya terhadap anak-anaknya, menjadi simbol penting bagi Hera.

Simbol kebinatangan lainnya ialah burung kukuk. Dalam banyak versi cerita, Zeus menyamar sebagai burung kukuk yang terluka untuk mendapatkan simpati Hera. 

Bagi masyarakat Yunani Kuno, Maria menjelaskan, “burung kukuk memiliki asosiasi yang lebih luas, sering dikaitkan dengan datangnya musim semi atau dianggap sebagai simbol kebodohan yang sembrono.”

Selain itu, burung merak, juga memainkan peran yang khas dalam kisah Hera. Burung-burung megah ini digunakan untuk menarik kereta Hera, melambangkan kehadirannya yang agung.

Mitologi Yunani: Dewa Laut Poseidon

Mosaik yang menggambarkan Poseidon dengan keretanya yang ditarik kuda bertubuh ikan. ( Sousse Archaeological Museum )

Poseidon, dewa laut yang tangguh dengan senjata trisulanya, memiliki tiga hewan suci yang terkait erat dengan kekuasaannya.

Yang paling pertama adalah kuda. Hewan ini dianggap melambangkan kekuatan, keindahan, dan keberanian. 

Dalam salah satu versi asal-usulnya, Pegasus, kuda bersayap yang ikonis, diyakini sebagai anak Poseidon. Ia lahir dari campuran darah Medusa dan air laut yang diciptakan oleh sang dewa laut.

Lumba-lumba, penguasa lautan, juga merupakan hewan yang disakralkan oleh Poseidon. Selain itu, dewa laut ini juga memiliki hubungan dengan berbagai ikan lainnya, dan keretanya ditarik oleh kuda-kuda berekor ikan.

Lebih jauh lagi, Poseidon juga dikaitkan dengan banteng, khususnya banteng Kreta–simbol kuat dari peradaban Minoa yang berkembang di Kreta.

Dalam kisah mitologi Yunani, Poseidon menghadiahkan banteng Kreta kepada Minos, raja legendaris di pulau itu.

Namun, maria menjelaskan, “kisah ini berubah menjadi tragis ketika istri Minos, Pasiphae, jatuh cinta pada banteng tersebut setelah Poseidon mengutuknya.” Kisah ini adalah asal-usul Minotaur, “monster berkepala banteng dan bertubuh manusia.”

Mitologi Yunani: Hewan Suci Athena

Athena memegang helm dan tombak, dengan burung hantu. ( Metropolitan Museum of Art)

Terkenal sebagai dewi kebijaksanaan dan perang yang adil, Athena memelihara burung hantu sebagai hewan suci utamanya.  Burung hantu, yang dihormati karena sifatnya yang cerdas namun juga mematikan, merupakan simbol yang tepat untuk Athena.

Burung hantu, menurut Maria. “ tidak hanya mewakili kecerdasan namun juga kemampuan untuk melihat kebenaran yang tidak dapat dilihat oleh orang lain.”

Representasi Athena yang beragam termasuk penggambaran dirinya sedang membawa tombak yang dililit ular, menekankan peran gandanya sebagai dewi perang dan kebijaksanaan.

Maria menambahkan, sang dewi secara sporadis dikaitkan dengan simbol-simbol unggas lainnya seperti ayam jantan, merpati, dan elang, sebagaimana “dibuktikan dengan temuan amphorae yang dihiasi dengan ayam jantan dan representasi dirinya.”

Mitologi Yunani: Apollo, Dewa Yunani yang Dikelilingi Hewan

Patung Apollo dengan hewan di sekelilingnya. (Dennis Jarvis/Wikimedia Commons)

Apollo, dewa musik, ramalan, dan puisi, terjalin dengan beragam hewan dalam mitologi Yunani. Salah satu hewan yang paling terkenal terkait dengan Apollo adalah angsa.

“Angsa, makhluk yang anggun dan anggun, adalah lambang lain dari perjalanan ilahi Apollo,” kata Maria. “Hewan-hewan ini dipercaya mengelilingi kuil suci Apollo, menyanyikan lagu-lagu pujian.”

Salin itu, Jangkrik, dengan simfoni musiknya di bulan-bulan musim panas, dianggap sakral bagi Apollo. Hal ini mewujudkan kecintaannya pada musik dan seni.

Selain hewan-hewan yang telah disebutkan, penggambaran Apollo dalam karya seni juga dikelilingi oleh banyak hewan lainya, termasuk serigala, ular, burung gagak, dan tikus.