Justinianus II yang menakutkan pertama kali digulingkan pada tahun 695. Para pemberontak memotong hidungnya dan menggorok bagian tengah lidahnya sebelum mengasingkannya ke Crimea.
Justinianus melarikan diri ke tanah Khazar dan mulai merencanakan untuk kembali berkuasa. Kaisar baru menyuap bangsa Khazar untuk membunuh mantan kaisar. Namun Justinianus diperingatkan dan secara pribadi mencekik para pembunuh tersebut sebelum melarikan diri ke Bulgaria dengan perahu nelayan.
Menjalin aliansi dengan khan Bulgaria, Justinianus kembali ke Konstantinopel dan memimpin pasukan melewati selokan. Ia berhasil masuk ke kota tempat ia melakukan balas dendam yang mengerikan terhadap musuh-musuhnya.
Setelah mendapatkan kembali takhta, Justinianus memerintah selama 6 tahun berikutnya. Ia memakai hidung emas dan menggunakan penerjemah untuk menerjemahkan suara gemericik dari lidahnya yang rusak.
Kekejamannya akhirnya bertambah parah, Dia digulingkan lagi pada tahun 711. Kali ini, para musuh langsung membunuhnya.
Ruang ungu
Kekaisaran Bizantium telah lama menganggap ungu sebagai warna kekaisaran. Maka hanya anggota keluarga kerajaan yang diperbolehkan memakai pewarna ungu tertentu. Akhirnya, kaisar membangun sebuah ruangan khusus dengan dinding yang terbuat dari batu porfiri ungu yang berharga.
Keturunan kekaisaran yang lahir di ruangan ini dijuluki porphyrogennetos (“kelahiran ungu”). Mereka sangat bergengsi dan tidak boleh menikah di luar kekaisaran.
Mereka yang lahir di porphyrogennetos mendapatkan kesetiaan dari rakyat. Konstantinus VII Porphyrogennetos digulingkan saat masih kecil. Namun status porphyrogennetos melindunginya dan ia diizinkan untuk tetap menjadi rekan kaisar selama 24 tahun.
Ketika Basil II meninggal, satu-satunya porphyrogennetos yang tersisa adalah saudara perempuan Zoe dan Theodora. Warga Konstantinopel melakukan kerusuhan pada setiap upaya untuk menggulingkan mereka dari kekuasaan. Pasangan ini mendominasi kekaisaran hingga kematian Theodora pada tahun 1056.
Rakyat yang melakukan kerusuhan