Nationalgeographic.co.id – Pada awal 2023, sebuah stasiun televisi swasta nasional menobatkan Sulawesi Utara sebagai provinsi dengan indeks kerukunan beragama tertinggi sekaligus pelopor toleransi dan kerukunan.
Dalam ekspedisi Teroka Tondano pada November 2023, tim National Geographic Indonesia menjumpai keharmonisan budaya yang berkelindan bersama masyarakat Minahasa di sekitar Danau Tondano, Sulawesi Utara tersebut.
Destinasi pertama adalah Desa Lotta, Kecamatan Pineleng, Kabupaten Minahasa. Desa ini dipuji indah oleh sejarawan Alfred Russel Wallace dalam bukunya yang berjudul “The Malay Archipelago”.
Desa Lotta menyimpan sepotong sejarah tokoh besar dari Tanah Minangkabau, yaitu Tuanku Imam Bonjol. Di desa itu pula sang pejuang kemerdekaan dimakamkan.
Baca Juga: Minahasa Wakefest 2023 Rampung, Potensi Wisata Olahraga Air di Danau Tondano Merekah
Salah satu juru kunci makam Imam Bonjol, Nurdin Popa, menjelaskan, di dekat makam tersebut terdapat batu yang diyakini sebagai tempat ia salat.
"Dulu belum ada musala, belum ada masjid. Jadi, Imam Bonjol suka salat di atas batu di tengah sungai di antara rimbun pohon bambu dan cemara," kata Nurdin, yang dikutip dari unggahan akun Instagram @natgeoindonesia, Kamis (23/11/2023).
Menurut Nurdin, masyarakat asli Minahasa menerima kehadiran Imam Bonjol dan pengawalnya dengan sangat baik. Selain itu, masyarakat Minahasa punya sikap toleransi yang sangat tinggi terhadap keberadaan suku dan agama lain. Bahkan, ajaran Islam yang disebarkan oleh Imam Bonjol juga diterima baik oleh warga setempat.
Dalam kesempatan terpisah, Budayawan Minahasa Rikson Karundeng mengungkapkan, dalam kehidupan bermasyarakat, orang-orang Minahasa memegang prinsip “torang semua bersaudara” yang artinya “kita semua bersaudara”.
“Ungkapan itu membuat orang Minahasa saling peduli dan tidak suka kekerasan. Alhasil, kami selalu menyambut siapa saja yang datang ke Minahasa dengan terbuka,” jelas Rikson dalam sebuah diskusi bersama tim National Geographic Indonesia.
Harmonisnya kehidupan masyarakat Minahasa juga terasa di kampung-kampung Jawa yang tersebar di wilayah tersebut, seperti Jawa Tondano dan Jawa Tomohon.