Permusuhan Umat Kristen Terhadap Yahudi dalam Sejarah Abad Pertengahan

By Ricky Jenihansen, Jumat, 8 Desember 2023 | 17:00 WIB
Orang Yahudi diancam dibakar di tiang pancang jika memengaruhi orang Kristen Eropa. (Korporation Luzern/Creative Commons)

Nationalgeographic.com—Dalam sejarah Abad Pertengahan, orang-orang Yahudi telah menerima prasangka dan permusuhan dari umat Kristen Eropa. Hal itu karena umat Kristen mula-mula menyatakan bahwa Yesus Kristus dan para pengikutnya dianiaya oleh orang-orang Yahudi.

Alasan tersebut kemudian menjadi pembenaran umat Kristen Eropa untuk mengusir orang-orang Yahudi di banyak wilayah Eropa. Orang-orang Yahudi telah mengalami banyak pengusiran di seluruh wilayah Eropa dalam sejarah Abad Pertengahan.

Alasan itu juga yang menjadi pembenaran atas penganiayaan dan pembunuhan terhadap orang-orang Yahudi oleh orang-orang Kristen dalam sejarah Abad Pertengahan. Permusuhan dan pengusiran tersebut sebenarnya juga terus berlanjut setelahnya, bahkan hingga saat ini.

Menurut catatan World History Encyclopedia, Injil menjelaskan persidangan dan penyaliban Yesus dari Nazaret. Yesus disebutkan dianiaya dan mati karena perbedaan agama dengan para pemimpin Yahudi, dan bukan sebagai pengkhianat Kekaisaran Romawi.

Kekristenan AwalKetika misionaris Kristen pertama membawa ajaran Yesus Kristus ke kota-kota Kekaisaran Romawi Timur, lebih banyak orang bukan Yahudi (non-Yahudi, penyembah berhala) yang ingin bergabung dibandingkan orang Yahudi.

Perdebatan muncul mengenai apakah orang-orang yang baru percaya ini (Kristen non-Yahudi) harus sepenuhnya berpindah agama ke persyaratan ritual identitas Yahudi, seperti sunat dan hukum makanan Yahudi.

Beberapa orang Kristen Yahudi terus memaksakan syarat perpindahan agama mereka. Dalam surat-surat Paulus dan Kisah Para Rasul, kita menemukan permintaan maaf yang luas, yaitu penjelasan mengapa orang Kristen non-Yahudi tidak harus menjadi Yahudi terlebih dahulu.

Banyak argumen yang membandingkan gerakan baru melawan Yudaisme, memperkenalkan inovasi seperti 'kepercayaan', dan pengorbanan kematian Yesus. Tulisan-tulisan ini menjadi parameter pemisahan agama Kristen dari Yudaisme.

Pada abad ke-2, penolakan terus-menerus terjadi terhadap gerakan baru oleh orang-orang Yahudi. Sehingga menyebabkan para uskup Kristen menciptakan literatur adversos.

Literatur itu adalah tulisan-tulisan yang menentang orang-orang Yahudi sebagai musuh. Dari sinilah sikap anti semit Kristen berawal. Anti semit adalah istilah modern yang menggambarkan prasangka dan permusuhan terhadao orang Yahudi dan Yudaisme.

Memanfaatkan polemik Injil dan surat Rasul Paulus, mereka menyatakan bahwa sama seperti orang Yahudi yang telah membunuh Yesus dan murid-muridnya, orang-orang Yahudi juga ingin menganiaya orang Kristen dengan budaya kontemporer mereka.

Namun, risalah-risalah ini tidak memberikan bukti kontemporer mengenai cara-cara spesifik orang Yahudi menganiaya orang Kristen di kota-kota dalam kehidupan sehari-hari di luar perdebatan.