Sejarah Dunia: Perjalanan Panjang Sinterklas Menemukan Rusa Kutubnya

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 11 Desember 2023 | 18:00 WIB
Ilustrasi Santa dan kereta luncurnya, dari The Children's Friend, New York, 1821. (Yale University Library)

Seperti yang ditunjukkan dalam karya Josiah King, “The Examination and Tryal of Old Father Christmas” (1686), secara umum digambarkan sebagai seorang pria bertubuh kekar. Selain itu, Mantel berlapis bulu yang tebal, topi runcing, serta janggut, juga dimunculkan.

Di beberapa daerah di Belgia dan Prancis, 'de Kerstman' atau 'Père Noël' memainkan peran yang sama. Namun, ia tetap tidak memiliki rusa kutub.

Migrasi

Selama bertahun-tahun, Santo Nikolas dan bapak natal terus ada sebagai tradisi yang terpisah. Namun, pada akhir abad ke-18, perubahan demografis di belahan dunia lain menyebabkan keduanya menyatu. 

Di Amerika Serikat, pasca Perang Kemerdekaan, terjadi perubahan dalam cara perayaan Natal. Imigrasi yang meningkat dari berbagai negara Eropa seperti Inggris, Jerman, dan Belanda membawa keberagaman budaya dan tradisi.

Lee menerangkan, praktik-praktik ini secara bertahap menyatu. Tokoh-tokoh yang awalnya terpisah, seperti 'Sinterklass' dari Belanda dan konsep 'Bapak Natal' Inggris, mulai terhubung menjadi satu identitas.

“Kadang-kadang, memang benar, dia masih menggunakan salah satu nama lamanya atau dengan versi yang diubah dari analogi Eropa (misalnya Kris Kringle untuk Christkindl) tetapi, dalam atribut dan caranya, dia sekarang dikenali sebagai sesuatu yang mirip dengan Sinterklas yang kita kenal sekarang,” jelas Lee.

Sinterklas tampaknya telah memulai debutnya dalam karya “Knickerbocker's History of New York” (1809) oleh Washington Irving. Ia menggambarkannya sebagai orang Belanda yang gemuk dan berkuda di atas langit dengan gerobak penuh hadiah.

Sebuah buku anak-anak, “The Children’s Friend: A New Year’s Present to the Little Ones from Five to Twelve di New York, pada tahun 1821, memunculkan seekor rusa kutub.

“Apa yang mendorong penulis anonim untuk memperkenalkan rusa kutub adalah sebuah teka-teki,” kata Lee. “Salah satu kemungkinannya adalah karena cuaca.”

Sejarah mencatat beberapa periode cuaca yang sangat ekstrem. Turunnya salju dalam jumlah besar pada waktu-waktu yang tidak lazim seperti Juni tahun 1816 dan 1820 juga menjadi sorotan.

Pada tahun 1823, puisi “A Visit from St Nicholas” atau yang juga dikenal sebagai “The Night Before Christmas”' muncul di New York Sentinel. Ia menggambarkan Sinterklas mengendarai kereta luncur yang ditarik oleh delapan rusa kutub. 

“Sinterklas kemudian diekspor kembali ke Eropa, di mana dia mulai menyatu dengan berbagai atribut dan cerita lokal,” kata Lee.

Rusa kutub pun menjadi bagian tak terpisahkan dari cerita Sinterklas. Namun, tambahan yang paling terkenal adalah Rudolph. 

Pada tahun 1939, sebuah buku cerita diciptakan oleh Robert L. May yang mengisahkan tentang Rudolph, rusa kutub dengan hidung merah terang. Cerita Rudolph menjadi sangat populer, menginspirasi kartun, lagu, film, dan buku.