Sejarah Dunia: Kecurangan dalam Pertandingan Ada Sejak Olimpiade Kuno

By Sysilia Tanhati, Minggu, 10 Desember 2023 | 19:00 WIB
Kecurangan selama pertandingan olahraga bukanlah hal baru di zaman modern. Dalam sejarah dunia kuno, kecurangan pun terjadi saat olimpiade Yunani kuno. (Metropolitan Museum of Art)

Nationalgeographic.co.idKecurangan selama pertandingan olahraga bukanlah hal baru di zaman modern. Entah itu penggunaan doping, wasit yang tidak adil, atau atlet yang menjegal lawannya.

Ternyata, kecurangan selama pertandingan olahraga sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Dalam sejarah dunia kuno, kecurangan pun terjadi saat olimpiade Yunani kuno.

Para atlet Olimpiade zaman dahulu tidak mempunyai obat-obatan peningkat performa.

Namun menurut mereka yang mengetahui era tersebut dengan baik, jika orang Yunani kuno bisa melakukan doping, sejumlah atlet pasti akan memilikinya.

“Kami hanya mengetahui sedikit contoh kecurangan, namun hal ini mungkin cukup umum terjadi,” kata David Gilman Romano, profesor arkeologi Yunani di Universitas Arizona.

Namun para atlet di era Yunani kuno mempunyai kepentingan yang bersaing. “Hukum, sumpah, peraturan, pejabat yang waspada, tradisi, rasa takut akan hukuman cambuk, suasana keagamaan dalam pertandingan, dan rasa hormat pribadi. Semua ini berkontribusi dalam menjaga pertandingan dari kecurangan,” tulis Clarence A. Forbes, profesor di bidang atletik klasik di Ohio State University, pada 1952.

Menurutnya, sebagian besar dari ribuan kontes selama berabad-abad berlangsung bersih dalam sejarah dunia kuno.

Dalam sejarah dunia kuno, orang-orang Yunani kuno terbukti kreatif dalam daya saingnya. Beberapa berusaha membawa kesialan kepada atlet untuk mencegah kesuksesan mereka.

Menurut Romano, “Tablet kutukan dapat ditemukan dalam konteks atletik. Misalnya, potongan timah diukir dengan kutukan, lalu dilipat dan diletakkan di lantai di bagian penting fasilitas atletik.”

Dilihat dari catatan pengelana Pausanias di abad kedua masehi, sebagian besar kecurangan di Olimpiade kuno terkait dengan penyuapan atau permainan yang licik.

Bukan suatu kebetulan, dasar mitologis dari pertandingan Olimpiade melibatkan keduanya, menurut tulisan Romano.

Tokoh yang dianggap sebagai pendiri Olimpiade, Pelops, melakukannya sebagai perayaan pernikahan dan kemenangan keretanya atas raja Oinomaos. Rampasan tersebut diperolehnya setelah menyuap kusir raja untuk menyabot perjalanan kerajaan.