Undang-undang itu membuat Inggris mengenakan pajak atas semua bahan kertas di koloni Amerika. Pajak itu termasuk surat kabar, dokumen hukum, kalender, kartu remi, dan banyak lagi.
Undang-undang Stempel mendapat perlawanan keras dari para penjajah Amerika, yang percaya bahwa pajak semacam itu melanggar hak-hak mereka sebagai orang Inggris, khususnya hak untuk mengenakan pajak sendiri.
Karena para Penjajah Amerika tidak terwakili di Parlemen, mereka berpendapat bahwa Parlemen tidak mempunyai wewenang untuk mengenakan pajak secara langsung kepada mereka.
Sentimen seperti itu ditegaskan kembali oleh majelis kolonial, termasuk House of Burgesses di Virginia, yang mengeluarkan serangkaian keputusan yang menyatakan bahwa hanya Virginia yang memiliki wewenang untuk mengenakan pajak kepada warga Virginia.
Protes meletus di seluruh koloni. Sementara para pedagang Amerika memberikan tekanan ekonomi pada Inggris dengan memboikot impor Inggris, para penjajah lainnya turun ke jalan.
Pada tanggal 14 Agustus 1765, massa berkumpul di Boston, ibu kota Provinsi Teluk Massachusetts. Ia menggantungkan patung distributor perangko koloni di pohon elm sebelum menggeledah rumahnya.
Dua belas hari kemudian, massa menyerbu rumah Letnan Gubernur Thomas Hutchinson dari Massachusetts, memaksa dia dan keluarganya mengungsi ke Castle Island di Pelabuhan Boston.
Kerusuhan ini memunculkan Sons of Liberty, sebuah organisasi longgar yang terdiri dari agitator politik bawah tanah Amerika yang tercatat dalam sejarah dunia.
Menghadapi reaksi bermusuhan ini, Parlemen membatalkan Undang-Undang Stempel pada awal tahun 1766. Namun, para penjajah hampir tidak punya waktu untuk merayakannya sebelum Parlemen mengesahkan serangkaian pajak dan peraturan baru.
Secara kolektif, peraturan baru itu dikenal sebagai Undang-undang Townshend, pada tahun 1767 dan 1768. Sekali lagi, para Penjajah Amerika kembali bereaksi dan melakukan protes.
Pembantaian Boston