Dewan Perwakilan Rakyat Massachusetts mengeluarkan surat edaran kepada sesama majelis kolonial yang mendesak mereka untuk mengajukan petisi kepada raja atas pajak. Sementara para pedagang kolonial menandatangani perjanjian non-impor baru atas barang-barang Inggris.
Episentrum pembangkangan Amerika sekali lagi terjadi di Boston, ketika massa turun ke jalan pada bulan Juni 1768 untuk memukuli pemungut pajak.
Situasi di Boston menjadi sangat tidak stabil sehingga Jenderal Thomas Gage, panglima seluruh pasukan Inggris di Amerika Utara, mengirimkan 2.000 tentara untuk menjaga perdamaian pada bulan Oktober 1768.
Ketegangan memuncak pada Pembantaian Boston ketika sembilan tentara Inggris menembaki sebuah gerombolan warga Boston pada tanggal 5 Maret 1770. Sebelas orang terkena, lima di antaranya akhirnya meninggal.
Sekitar sebulan setelah pembantaian tersebut, Parlemen mencabut sebagian besar Undang-undang Townshend.
Perdana Menteri Inggris yang baru, Lord North, ingin meredakan ketegangan di Amerika Utara sehingga ia dapat memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah lain di seluruh Kerajaan Inggris yang luas.
Meskipun sebagian besar pajak telah dibatalkan, Lord North tetap menerapkan pajak atas teh karena beberapa alasan.
Pertama, Parlemen ingin menunjukkan bahwa mereka tidak menyerahkan kewenangannya untuk mengenakan pajak pada wilayah jajahan. Setidaknya dengan mempertahankan setidaknya satu pajak Townshend. Parlemen memberi isyarat bahwa perdebatan belum selesai.
Kedua, Parlemen memutuskan bahwa mulai sekarang, gaji pejabat kolonial akan dibayar dari pendapatan pajak teh. Hal ini akan membuat para pejabat bergantung pada Parlemen dan memastikan bahwa mereka tidak akan terpengaruh oleh tekanan dari para penjajah Amerika.