Menurut Socrates, hasutan merupakan ancaman besar bagi keamanan dan kemakmuran masyarakat demokratis. Dia percaya pada bentuk pemerintahan yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada evaluasi yang cermat terhadap fakta dan pencarian kebenaran.
Pada masa Socrates, majelis demokratis adalah arena di mana retorika yang tidak dibatasi berkuasa tanpa bertanggung jawab terhadap fakta dan realitas. Para orator yang berpendidikan lebih banyak mengendalikan emosi audiens daripada mempengaruhi logika mereka.
Baginya, demokrasi akan tunduk pada pengaruh para demagog yang memangsa emosi dan bias orang banyak.
Demagog, Manipulator, dan Pemikiran Socrates tentang Demokrasi
Munculnya para demagog merupakan pertanda adanya masalah genting dalam masyarakat demokratis. Hal ini menandakan kurangnya pendidikan dan tidak adanya pemikiran kritis di kalangan masyarakat.
Socrates percaya bahwa demokrasi membutuhkan masyarakat yang terdidik dan terinformasi. Masyarakat seperti itulah yang mampu membedakan antara kebenaran dan kepalsuan serta membentuk kesimpulan logis berdasarkan fakta dan alasan.
Dalam buku Plato berjudul The Republic, Socrates bercakap-cakap dengan seorang tokoh bernama Adeimantus. Ia berusaha membuatnya melihat kekurangan yang melekat dalam demokrasi melalui analogi sebuah kapal.
Jika Anda sedang dalam perjalanan melalui laut, tanya Socrates, siapa yang Anda inginkan untuk memutuskan siapa yang bertanggung jawab atas kapal? Sembarang orang atau orang-orang yang berpengalaman dalam pelayaran?
Tentu saja yang terakhir, kata Adeimantus. Jadi mengapa, jawab Socrates, kita tetap berpikir bahwa setiap orang dewasa layak untuk menilai siapa yang pantas menjadi penguasa sebuah negara?
Dalam pandangan Socrates, memilih adalah sebuah keterampilan dan bukan intuisi acak, oleh karenanya hanya mereka yang berkompeten yang boleh memilih.
Dia bukan seorang elitis, tetapi percaya bahwa orang yang memilih harus melakukannya dengan hati-hati dan kritis. Bagi Socrates, jika para pemilih memberikan suara mereka secara sembarangan, demokrasi akan rentan terhadap hasutan.
“Socrates tahu bahwa seorang demagog yang ingin memenangkan pemilu dapat mengeksploitasi keinginan orang untuk mendapatkan jawaban yang mudah dengan mengatakan apa yang ingin mereka dengar,” jelas Philip.