Nationalgeographic.co.id—Kota Terlarang adalah pusat politik Kekaisaran Tiongkok selama hampir lima abad. Sebagai kediaman kaisar (1368-1644) dan Dinasti Qing (1644-1912), kota ini merupakan pusat kekuasaan kekaisaran, pembuatan kebijakan, dan pemerintahan.
Kisahnya dimulai pada awal abad ke-15 pada masa pemerintahan Kaisar Yongle, penguasa ketiga Dinasti Ming Kekaisaran Tiongkok.
Pembangunan kota Kekaisaran Tiongkok yang sangat besar ini dimulai pada tahun 1406 dan berakhir pada tahun 1420, melibatkan lebih dari satu juta pekerja, termasuk pengrajin terampil.
Sebelum pembangunan Kota Terlarang, ibu kota Dinasti Ming adalah Nanjing. Kaisar Yongle, memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Beijing untuk mencegah potensi ancaman dari bangsa Mongol di utara.
Keputusan strategis ini menandai dimulainya Kota Terlarang, yang dimaksudkan sebagai istana kekaisaran untuk ibu kota baru.
Kaisar memerintah Kekaisaran Tiongkok yang luas dari dalam temboknya, membuat keputusan penting mengenai perang, perdamaian, dan administrasi teritorial.
Kompleks itu disebut Kota Terlarang karena akses terhadapnya dibatasi. Hanya kaisar, keluarga dekatnya, pegawai pribadinya dan kalangan tertinggi petugas diperbolehkan masuk.
Eksklusivitas ini memperkuat signifikansi politik kota ini, memperkuat otoritas tertinggi kaisar dan sentralisasi kekuasaan. Kota Terlarang dengan desainnya yang rumit dan konstruksi yang cermat, adalah mahakarya arsitektur tradisional Kekaisaran Tiongkok. Hal ini adalah bukti ketepatan, keterampilan, dan kecerdikan para perajin dinasti Ming dan Qing Kekaisaran Tiongkok.
Siapa yang tinggal di Kota Terlarang?
Kota Terlarang adalah rumah bagi kaisar Tiongkok dan istananya, dan peran penduduknya terkait erat dengan administrasi kekaisaran.
Kaisar adalah penguasa tertinggi dan inti pemerintahan, yang mengambil keputusan penting mengenai urusan negara. Perannya bersifat politis dan seremonial tindakan diatur secara ketat oleh protokol pengadilan.
Permaisuri adalah istri utama kaisar dan wanita berpangkat tertinggi di Kota Terlarang. Dia memainkan peran penting dalam mengelola harem kekaisaran dan dapat mempengaruhi kaisar, tetapi kekuasaan politik langsungnya biasanya terbatas