Kisah Wu Zetian dari Selir hingga Kaisar yang Gemparkan Sejarah Dunia

By Galih Pranata, Senin, 1 Januari 2024 | 14:00 WIB
Kisah perjalanan Wu Zhao atau Wu Zetian adalah kisah paling gila yang melegenda dalam sejarah dunia. (Sixth Tone)

Dari sana, Wu Zhao mulai menarik perhatian istana. Namun, Taizong yang memiliki 14 anak, harus dikhianati oleh putranya yang kesembilan. Wu Zhao memiliki hubungan gelap dengan putra mahkota Tang.

Permaisuri Wu (Wu Zetian) Memerintah: 16 Oktober 690 sampai 22 Februari 705 M. Sebagai harem Kaisar Gaozong, dia berselisih dengan Permaisuri Wang dan Permaisuri Xiao untuk mendapatkan kasih sayang kaisar, dan akhirnya mengusir dan membunuh mereka. (Wikimedia Commons)

Kisah yang Menggemparkan Sejarah Dunia

Ya, selir sang raja berselingkuh dengan Li Zhi, putra kesembilan dari Kaisar Gaozu. Gayung bersambut, Li Zhi kemudian naik ke tampuk kepemimpinan sebagai kaisar Tang selanjutnya. Sayangnya, Li Zhi memilih wanita lain untuk jadi permaisurinya, Wang.

Meski tak jadi permaisuri, Wu Zhao tetap jadi selir kesayangan kekaisaran. Sejarah dunia telah mengetahui bahwa Wu Zhao tidak akan pernah berhenti untuk puas sebagai selir kekaisaran.

Pada tahun 654 M ia melahirkan seorang putri dari Kaisar Li Zhi. Kejinya, Wu Zhao mencekik anak kesayangannya demi menjebak saingannya dan melemparkan tuduhan kepada Permaisuri Wang sebagai pembunuh anaknya.

Di tengah perebutan kekuasaan yang kejam itu, di mana intrik dan tuduhan merajalela, Wu berhasil mempengaruhi penggulingan Permaisuri Wang di istana, yang kemudian mengangkat Wu Zhao menjadi permaisuri baru, dan dikenal sebagai Wu Zetian.

Tak cukup sampai di situ, ia kemudian memerintahkan pembunuhan Wang yang terlempar dari istana. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan salah satu saingan yang berpotensi menggagalkan ambisinya.

Ketika sang kaisar meninggal pada tahun 683 M, ia menjadi húangtàihòu atau janda permaisuri dan sang wali kaisar baru dari putranya yang bernama Li Zhe, atau Zhongzong dari Tang.

Namun Kaisar Zhongzong belum sepenuhnya berada di bawah pengaruhnya, dan menjadikan istrinya sendiri sebagai permaisuri. Ia tidak memilih ibunya untuk turut serta dalam pemerintahannya. Hal itu, membuat Wu Zetian geram.

Lantas, Wu mengeluarkan dekrit yang menggulingkan kaisar, menurunkan gelarnya menjadi pangeran dan menempatkannya di pengasingan. Pejabat lain yang setia kepada kaisar yang digulingkan juga diasingkan, atau bahkan dieksekusi.

Agar tetap bisa memerintah dan menancapkan pengaruhnya, ia berambisi untuk menempatkan putra bungsunya, Li Dan, sebagai kaisar selanjutnya.