Kisah Wu Zetian dari Selir hingga Kaisar yang Gemparkan Sejarah Dunia

By Galih Pranata, Senin, 1 Januari 2024 | 14:00 WIB
Kisah perjalanan Wu Zhao atau Wu Zetian adalah kisah paling gila yang melegenda dalam sejarah dunia. (Sixth Tone)

Nationalgeographic.co.id—Sejak lama, buku sejarah kerap kali dihias dengan hegemoni kekuasaan yang cenderung patriarkis. Jarang ada bagian dalam sejarah yang lebih menarik daripada kronik Tiongkok kuno.

Kronik Tiongkok kuno selalu menghadirkan sisi yang tak terduga dalam bagian sejarah dunia. Bisa dikatakan, bahwa sejarah Tiongkok adalah perbendaharaan nyata yang penuh dengan kisah-kisah menawan.

Salah satu kisah paling unik dan melegenda yang berasal dari sejarah Tiongkok adalah kisah tentang Wu Zetian. Ia adalah kaisar wanita pertama dan satu-satunya dalam sejarah Tiongkok yang menggemparkan sejarah dunia. Pasalnya, ia semula adalah seorang selir!

"Dengan salah satu biografi paling kejam dan tanpa kompromi, Wu Zetian terus memikat para sejarawan dunia hingga saat ini," tulis Aleksa Vučković kepada Ancient Origins dalam artikel berjudul The Reign of Wu Zetian: From Concubine to Empress to Emperor!, terbitan 17 Agustus 2019.

Wu Zetian tanpa henti untuk mencapai tujuannya demi memenuhi ambisinya, wanita berpengaruh ini mengisi hidupnya dengan satu hal—rasa haus yang tak kenal lelah akan kekuasaan dan pengaruh.

Kehidupan dan pemerintahannya dirancang untuk membentuk kembali sejarah Tiongkok dan menemukan kembali standar masyarakat Tiongkok kuno. Dan ambisi inilah yang membuat kisahnya begitu unik.

Latar Belakang Hidup Wu Zetian

Wu Zhao—nama kecil Wu Zetian—lahir pada 17 Februari 624 di Lizhou atau Wenshui, di Tiongkok. Ia lahir di antara keluarga bangsawan yang agak kaya. Ayahnya, Wu Shìyuē, memperoleh kekayaannya melalui bisnis kayu, menjadi kaya meski kurang berpengaruh.

"Ibunya juga merupakan anggota keluarga yang berkuasa pada masa itu—keluarga Yang," imbuh Aleksa. Berkat pengaruh kedua orang tuanya, mereka kenal dekat dengan Li Yuan, seorang bangsawan yang kelak mengubah alur hidup Wu Zhao.

Tak berapa lama, Li Yuan kemudian menggulingkan kaisar dan memastikan dirinya berkuasa atas Dinasti Tang sebagai kaisar. Mereka menjadi kerabat dekat sampai Li Yuan dikenal sebagai Kaisar Gaozu.

Pada saat berusia 14 tahun, Wu Zhao dikirim ke istana Kekaisaran Tang, di mana dia akan menjadi selir kekaisaran dari Kaisar Taizong, yang merupakan putra dari Li Yuan atau Kaisar Gaozu.

Seorang selir sebenarnya adalah 'istri rendahan.' Namun, Wu tetap menikmati banyak keuntungan dan melanjutkan pendidikannya lebih tinggi lagi. Akhirnya ia naik ke pangkat cairen atau menyandang predikat 'berbakat'. 

Dari sana, Wu Zhao mulai menarik perhatian istana. Namun, Taizong yang memiliki 14 anak, harus dikhianati oleh putranya yang kesembilan. Wu Zhao memiliki hubungan gelap dengan putra mahkota Tang.

Permaisuri Wu (Wu Zetian) Memerintah: 16 Oktober 690 sampai 22 Februari 705 M. Sebagai harem Kaisar Gaozong, dia berselisih dengan Permaisuri Wang dan Permaisuri Xiao untuk mendapatkan kasih sayang kaisar, dan akhirnya mengusir dan membunuh mereka. (Wikimedia Commons)

Kisah yang Menggemparkan Sejarah Dunia

Ya, selir sang raja berselingkuh dengan Li Zhi, putra kesembilan dari Kaisar Gaozu. Gayung bersambut, Li Zhi kemudian naik ke tampuk kepemimpinan sebagai kaisar Tang selanjutnya. Sayangnya, Li Zhi memilih wanita lain untuk jadi permaisurinya, Wang.

Meski tak jadi permaisuri, Wu Zhao tetap jadi selir kesayangan kekaisaran. Sejarah dunia telah mengetahui bahwa Wu Zhao tidak akan pernah berhenti untuk puas sebagai selir kekaisaran.

Pada tahun 654 M ia melahirkan seorang putri dari Kaisar Li Zhi. Kejinya, Wu Zhao mencekik anak kesayangannya demi menjebak saingannya dan melemparkan tuduhan kepada Permaisuri Wang sebagai pembunuh anaknya.

Di tengah perebutan kekuasaan yang kejam itu, di mana intrik dan tuduhan merajalela, Wu berhasil mempengaruhi penggulingan Permaisuri Wang di istana, yang kemudian mengangkat Wu Zhao menjadi permaisuri baru, dan dikenal sebagai Wu Zetian.

Tak cukup sampai di situ, ia kemudian memerintahkan pembunuhan Wang yang terlempar dari istana. Tujuannya adalah untuk menyingkirkan salah satu saingan yang berpotensi menggagalkan ambisinya.

Ketika sang kaisar meninggal pada tahun 683 M, ia menjadi húangtàihòu atau janda permaisuri dan sang wali kaisar baru dari putranya yang bernama Li Zhe, atau Zhongzong dari Tang.

Namun Kaisar Zhongzong belum sepenuhnya berada di bawah pengaruhnya, dan menjadikan istrinya sendiri sebagai permaisuri. Ia tidak memilih ibunya untuk turut serta dalam pemerintahannya. Hal itu, membuat Wu Zetian geram.

Lantas, Wu mengeluarkan dekrit yang menggulingkan kaisar, menurunkan gelarnya menjadi pangeran dan menempatkannya di pengasingan. Pejabat lain yang setia kepada kaisar yang digulingkan juga diasingkan, atau bahkan dieksekusi.

Agar tetap bisa memerintah dan menancapkan pengaruhnya, ia berambisi untuk menempatkan putra bungsunya, Li Dan, sebagai kaisar selanjutnya. 

Namun, secara de facto, Li Dan hanya memiliki gelar tersebut, karena dia benar-benar berada dalam "tahanan rumah," ibunya. Sebaliknya, ibunya, Wu Zetian yang memerintah.

Sampai pada tahun 690 M, Kaisar Ruizong (gelar dari Li Dan) menyerahkan takhta kepada ibunya, Wu Zetian, untuk secara eksklusif memerintah kekaisaran.

"Ini adalah puncak dari perebutan kekuasaan politik dan persaingan kekuasaan yang cermat selama bertahun-tahun oleh Wu Zetian," terus Aleksa. Sebuah perjalanan berliku dan kejam yang pernah terjadi dalam sejarah dunia.

Bagaimana, "seorang perempuan menjadi seorang kaisar adalah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam tradisi Tiongkok pada masa itu," lanjutnya.

Lebih dari itu, perjalanan Wu Zetian dari seorang selir menjadi kaisar telah menggemparkan sejarah dunia. Karena cara-cara ekstremnya yang mungkin tak pernah terpikirkan oleh orang-orang sebelumnya, bahkan di zamannya.