10 Temuan Memukau Sepanjang 2023, Satu Tahun dalam Dunia Sains

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 29 Desember 2023 | 19:30 WIB
Gletser di Himalaya mencair dengan kecepatan yang luar biasa. Laporan ini menjadi salah satu dari 10 temuan memukau sepanjang 2023 yang semestinya menjadi pelajaran bagi umat manusia di masa depan. (Pixabay)

Lukisan cadas Aborigin tentang kapal perang Maluku

Lukisan cadas yang ditemukan di sebuah gua di Australia utara. Lukisan itu mungkin menggambarkan kapal perang Maluku. (Flinders University)

Interaksi masyarakat kepulauan Indonesia dan Australia telah terjalin sejak jauh. Sebuah lukisan cadas di Awunbarna, Wilayah Utara, Australia, menggambarkan dua kapal atau perahu dari ratusan tahun silam.

Setelah ditelisik selama 50 tahun, para arkeolog mengetahui bahwa lukisan tersebut adalah kapal perang dari Maluku. Kapal tersebut memiliki ciri-ciri seperti bendera segitiga, panji-panji, dan hiasan haluan yang menunjukkan lambang militer.

Para arkeolog berpendapat, gambar ini mengisyaratkan bahwa mungkin telah terjadi "kekerasan fisik" antara masyarakat lokal (Aborigin) dan pengunjung dari jauh (Indonesia).

Rekor terendah pertumbuhan es laut Antarktika

Perubahan iklim yang tengah berlangsung menyulitkan pertumbuhan es di Antarktika. Laporan dari September 2023 mengungkapkan bahwa perluasan maksimum tahunan es laut di Antarktika hanya 16,96 juta kilometer persegi saja. Ini adalah pertama kalinya perluasan es laut di sana tidak lagi melampaui 17 juta kilometer persegi.

Rekor pertumbuhan es yang rendah diketahui sejak awal April. Berdasarkan pencatatan hingga pertengahan Agustus, pertumbuhan es laut melambat secara signifikan, mempertahankan selisih 1,5 juta kilometer dari rekor sebelumnya yang terjadi pada 1986.

Pencairan es tersembunyi di Pegunungan Himalaya

Diam-diam perubahan iklim mencairkan lebih banyak gletser di Pegunungan Himalaya dari yang diperkirakan sebelumnya. April silam, para peneliti mengungkapkan bahwa gletser Pegunungan Himalaya hilang karena keterbatasan pencitraan satelit untuk mendeteksi perubahan bawah air.

Dalam studi ini, para peneliti menemukan bahwa penilaian sebelumnya atas kehilangan total massa gletser yang berakhir menjadi air danau di Himalaya memakai penaksiran yang lebih rendah. Taksiran itu lebih rendah sebesar 6,5 persen.

Taksiran lebih rendah (underestimation) yang paling signifikan sebesar 10 persen terjadi di pusat Himalaya, wilayah yang pertumbuhan danau glasialnya paling cepat. Kasus yang sangat menarik adalah Galong Co di wilayah ini, dengan perkiraan yang terlalu rendah sebesar 65 persen.