Meskipun pernikahan ini semakin memperkuat posisinya dalam aristokrasi Romawi, pernikahannya yang ketiga inilah yang akan melambungkannya ke puncak kekuasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Pengasingan Dramatis Agrippina dari Roma
Pada tahun 39 M, menyusul konspirasi yang melibatkan saudara perempuannya Livilla dan sepupunya Lepidus, Agrippina dituduh menjadi bagian dari plot melawan kaisar yang tidak dapat diprediksi.
Akibatnya, ia diasingkan ke pulau kecil Pandateria, tempat yang dulunya menjadi tempat pengasingan ibunya sendiri, Agrippina the Elder.
Kehidupan di pengasingan sangat kontras dengan kemewahan dan pengaruh yang pernah ia nikmati di Roma.
Terisolasi dan tersingkir dari intrik politik ibu kota, Agrippina harus mengandalkan ketahanan dan tekadnya untuk bertahan dalam masa yang penuh tantangan ini. Namun, masa pengasingannya tidak akan berlangsung selamanya.
Pengasingan Agrippina ke Pulau Pandateria
Dengan terbunuhnya Caligula Kekaisaran Romawi pada tahun 41 M, lanskap politik berubah secara dramatis.
Penggantinya, Kaisar Claudius, yang juga merupakan paman Agrippina, naik takhta. Menyadari potensi manfaat menyelaraskan dengan garis keturunan Julio-Claudian dan mungkin dipengaruhi oleh ikatan keluarga, Claudius memanggil kembali Agrippina dari pengasingan pada tahun yang sama ketika ia naik takhta.
Kembalinya dia ke Roma menandai titik balik dalam hidupnya. Tidak lagi menjadi anggota keluarga Kekaisaran Romawi yang terpinggirkan, Agrippina dengan cepat menempatkan dirinya kembali di kalangan elit Romawi.
Bagaimana Agrippina menjadi pemain kekuatan politik
Pada tahun 49 M, ia menikah dengan pamannya, Kaisar Claudius. Persatuan ini kontroversial, sehingga memerlukan perubahan hukum Romawi untuk mengizinkan seorang paman menikahi keponakannya.