Sebagai permaisuri, Agrippina memiliki pengaruh yang signifikan, menggunakan posisinya untuk menyingkirkan saingannya.
Pernikahannya dengan Kaisar Claudius merupakan sebuah kesuksesan besar, menempatkannya di jantung pengambilan keputusan kekaisaran.
Sebagai permaisuri, ia dengan cepat memantapkan dirinya sebagai kekuatan yang tangguh di dalam istana, memastikan bahwa mereka yang setia kepadanya ditempatkan pada posisi kunci kekuasaan.
Jaringan sekutu dan pendukung ini memperkuat pengaruhnya, memungkinkan dia untuk membentuk kebijakan dan keputusan yang memajukan kepentingannya dan kepentingan putranya, Nero.
Salah satu manuver politiknya yang paling signifikan adalah memastikan adopsi Nero oleh Claudius, yang secara efektif mengesampingkan putra kandung Claudius, Britannicus.
Langkah ini tidak hanya mengamankan posisi Nero sebagai ahli waris tetapi juga menjamin kelanjutan pengaruh Agrippina setelah kematian Claudius.
Keterlibatannya dalam pemerintahan terlihat jelas dalam berbagai reformasi dan keputusan administratif selama periode ini, yang mencerminkan pemahamannya yang tajam tentang tata negara dan pemerintahan.
Namun, pengaruh Agrippina tidak terbatas pada lingkungan istana saja. Dia diketahui menjalin hubungan dengan militer Romawi, memastikan kesetiaan dari tokoh-tokoh penting dalam legiun.
Selain itu, ia membina hubungan dengan pejabat dan penguasa asing, sehingga meningkatkan statusnya di panggung internasional.
Namun, seiring dengan kekuatan, datanglah musuh. Seiring dengan meningkatnya pengaruh Agrippina, semakin banyak orang yang memandangnya sebagai ancaman.
Keterlibatannya yang terang-terangan dalam urusan kenegaraan, terutama sebagai perempuan dalam lanskap politik yang didominasi laki-laki, menuai kritik dan kecurigaan.
Nero dan Agrippina Bertengkar Sengit