Legenda dan Mitologi Shinto
Kesadaran bangsa Jepang, yang dipengaruhi oleh mitos dan nasionalisme Shinto, telah berperan penting dalam membentuk identitas negara, terutama selama era sebelum perang.
Faktor-faktor seperti homogenitas budaya yang dirasakan, batas-batas geografis, dan isolasi historis telah berkontribusi pada pengembangan kesadaran nasional yang kuat.
Rumah kekaisaran yang dihormati, yang berakar kuat pada kepercayaan Shinto, semakin memperkuat gagasan tentang identitas nasional yang bersatu.
“Mitos Shinto, dengan penekanannya pada asal-usul ilahi dan hubungan dengan tanah, telah memainkan peran penting dalam menumbuhkan kesadaran nasional ini,” kata Shreya.
Legenda seperti mitos Amaterasu, dewi matahari dan nenek moyang keluarga kekaisaran, menyoroti garis keturunan ilahi kaisar dan perannya sebagai tokoh pemersatu. Ritual di Kuil Agung Ise yang didedikasikan untuk Amaterasu menggarisbawahi makna religius dan nasional dari kekaisaran.
Mitos Susanoo, dewa badai, melambangkan kemampuan Jepang untuk mengatasi tantangan dan melindungi rakyatnya.
Narasi kemenangan ini memiliki resonansi yang kuat di negara tersebut, menggambarkan Jepang sebagai sebuah bangsa yang tangguh, mampu menghadapi ancaman dari luar.
Sentimen semacam itu telah membantu Jepang melalui masa-masa sulit, termasuk periode perang yang menghancurkan dan proses perombakan ekonomi setelahnya.
Konsep "Yamato-damashii," yang mencerminkan kesetiaan, pengorbanan diri, dan dedikasi kepada negara, telah tumbuh dari mitos-mitos ini serta memainkan peran penting dalam mempromosikan nasionalisme di Jepang.
Legenda seperti kisah Empat Puluh Tujuh Ronin adalah contoh yang menonjol dari nilai-nilai ini dan telah menjadi simbol cita-cita masyarakat Jepang yang patriotik dan bersatu.