Kehidupan Kelam Karl Marx, Filsuf Sejarah Dunia Pernah Jatuh Miskin

By Hanny Nur Fadhilah, Minggu, 7 Januari 2024 | 08:45 WIB
Karl Marx adalah filsuf yang terkenal dalam sejarah dunia. (Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id – Karl Marx adalah seorang filsuf, penulis, ahli teori sosial, dan ekonom yang terkenal dalam sejarah dunia. Ia terkenal dengan teorinya tentang kapitalisme, sosialisme dan komunisme.

Karl Marx lahir pada tahun 1818 di Trier, Prusia. Kedua orang tuanya adalah seorang Yahudi. Ayahnya yang berprofesi sebagai pengacara sukses, berpindah agama ke Lutheranisme pada tahun 1816. Hal ini lantaran undang-undang kontemporer yang melarang orang Yahudi memasuki masyarakat kelas atas.

Karl muda dibaptis di gereja yang sama pada usia 6 tahun, tetapi kemudian menjadi seorang ateis.

Setelah satu tahun di Universitas Bonn, di mana Marx dipenjara karena mabuk dan berduel dengan mahasiswa lain. Orang tuanya khawatir hingga mendaftarkan putra mereka di Universitas Berlin, tempat ia belajar hukum dan filsafat.

Di sana ia diperkenalkan dengan filosofi mendiang profesor Berlin GWF Hegel dan bergabung dengan kelompok Hegelian Muda. Kelompol tersebut menantang institusi dan gagasan yang ada di semua bidang, termasuk agama, filsafat, etika, dan politik.

Setelah menerima gelarnya, Marx mulai menulis untuk surat kabar demokrasi liberal Rheinische Zeitung, dan ia menjadi editor surat kabar tersebut pada tahun 1842. Pemerintah Prusia melarang surat kabar tersebut karena dianggap terlalu radikal pada tahun berikutnya.

Hidup dalam Kemiskinan

Marx pindah ke Paris pada tahun 1843 bersama istrinya, Jenny von Westphalen. Di sana, dia bertemu dengan sesama emigran Jerman, Friedrich Engels. Kemudian mereka berkolaborasi untuk menulis dan menciptakan karya. 

Jenny, yang berasal dari keluarga aristokrat Prusia, memberikan pengaruh besar dan dukungan teguh ke kehidupan Marx dalam catatan sejarah dunia. Meskipun ada tekanan dan tantangan masyarakat yang mereka hadapi akibat aktivitas revolusioner Marx. 

Mereka memiliki tujuh anak, meskipun hanya tiga yang bertahan hingga dewasa – Jenny, Laura, dan Eleanor. Hilangnya anak-anak mereka, termasuk kematian putra mereka Edgar pada usia delapan tahun, menjadi sumber duka mendalam bagi Marx dan istrinya.

Ketidakstabilan keuangan selalu terjadi dalam kehidupan Marx, diperburuk oleh aktivitas politiknya dan seringnya dia diasingkan.

Setelah diusir dari berbagai negara Eropa, termasuk Perancis dan Belgia, Marx dan keluarganya menetap di London pada tahun 1849, di mana mereka hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun.