Penemuan Manusia Piltdown, Jadi Kebohongan Terbesar Sejarah Dunia

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 8 Januari 2024 | 07:00 WIB
Ilustrasi para ilmuwan meneliti fosil Manusia Piltdown yang ditemukan oleh Charles Dawson dalam catatan sejarah dunia. (Public domain)

Usia tulang rahang tersebut sama dengan usia orangutan, sehingga mendukung dugaan bahwa tulang rahang tersebut telah diwarnai secara artifisial dan dikikir agar terlihat lebih mirip manusia.

Mereka memberikan bukti nyata bahwa tulang-tulang tersebut bukanlah mata rantai yang hilang dalam evolusi manusia, melainkan sebuah tipuan yang disengaja yang dilakukan oleh seseorang yang mencari ketenaran dan pengakuan.

Siapa yang bertanggung jawab atas penipuan tersebut?

Identitas orang yang bertanggung jawab atas hoax Manusia Piltdown masih menjadi misteri hingga saat ini. Pemalsuan ini begitu rumit dan canggih sehingga diyakini merupakan pekerjaan lebih dari satu orang. 

Beberapa nama telah dikemukakan sebagai kemungkinan pelaku hoax tersebut, termasuk penemu asli Manusia Piltdown, Charles Dawson, dan ilmuwan terkemuka saat itu, seperti Arthur Smith Woodward dan Pierre Teilhard de Chardin.

Yang lain bahkan menuding Sir Arthur Conan Doyle, pencipta Sherlock Holmes, yang tinggal di Sussex pada saat penemuan itu dan diketahui tertarik pada arkeologi. Namun, tidak ada bukti nyata yang mendukung klaim tersebut.

Ada kemungkinan juga bahwa tipuan tersebut adalah ulah orang iseng atau kolektor fosil amatir yang ingin membuat dirinya terkenal.

Terlepas dari siapa yang bertanggung jawab, tipuan Manusia Piltdown dalam catatan sejarah dunia adalah sebuah kisah peringatan tentang bahaya angan-angan dan penipuan ilmiah.

Hal ini juga menunjukkan pentingnya pengawasan cermat dan skeptisisme dalam proses ilmiah. Meskipun hoaks ini menghambat studi tentang evolusi manusia selama beberapa dekade, pada akhirnya kebohongan sejarah ini membantu memperkuat keilmuan dengan memaksa para ilmuwan untuk mengembangkan metode penyelidikan dan analisis yang lebih teliti.