Sejarah Dunia: Tujuh Peradaban Kuno yang Memengaruhi Kita Saat Ini

By Utomo Priyambodo, Rabu, 10 Januari 2024 | 13:58 WIB
Colosseum peninggalan peradaban Romawi kuno. Banyak pengetahuan dan inovasi dari peradaban kuno yang masih memengaruhi kehidupan kita hari ini. (Chait Goli/Pexels)

3. Mesir Kuno (3100 SM hingga 30 SM)

Pada tahun 6000 SM, para pemukim tiba di tepian Sungai Nil dan menemukan tempat berlindung dari pasir yang terik. Mereka menggarap tanah dan membangun desa-desa.

Sekitar tahun 3100 SM, permukiman-permukiman ini menjadi kota metropolitan yang ramai, diperintah oleh para firaun yang bertindak sebagai negarawan. Para firaun ini membuat undang-undang, menuntut pajak, berperang dan mengawasi wilayah mereka–dan menjadi perantara ilahi antara masyarakat dan dewa-dewa mereka.

Bangsa Mesir berkembang selama ribuan tahun di bawah pemerintahan firaun dan terkenal karena kemajuan mereka dalam beberapa bidang pengetahuan. Misalnya, mereka memiliki kesadaran yang luas tentang apa yang disebut aritmatika, astronomi, dan anatomi, dan dianggap sebagai penemu bedah medis berkat keterampilan mereka dalam menjahit luka dan memperbaiki tulang yang patah.

Orang-orang Mesir kuno juga merupakan penulis yang produktif. Mereka secara mandiri menemukan sistem hieroglif yang menampilkan ratusan—bahkan ribuan—karakter alfabet, suku kata, dan logografis yang mereka tulis di batu. Peradaban awal ini juga memelopori beberapa aksara turunan yang ditulis di atas papirus, sebuah bahan keras yang terbuat dari inti tanaman yang ditemukan di seluruh dataran banjir.

Yang terpenting, masyarakat Mesir kuno terbukti ahli dalam bidang bangunan. Kuil dan makam mereka dianggap sebagai salah satu konstruksi termegah yang pernah dibangun, dan monumen mereka seperti Sphinx Agung dan Piramida di Giza masih mengingatkan kita akan kecerdasan awal mereka.

4. Kekaisaran Tiongkok Kuno dan Awal (2070 SM hingga 220 M)

Lembah Sungai Kuning di Tiongkok merupakan tempat berkembangnya salah satu peradaban tertua di dunia. Permukiman pertanian pertama muncul di sana sekitar tahun 5000 SM, dan dari masyarakat sederhana ini tumbuhlah pemerintahan terpusat. Dimulai pada Dinasti Xia (2070-1600 SM), beberapa dinasti berturut-turut mendominasi peradaban Tiongkok.

Kerajaan-kerajaan ini konon menopang diri mereka sendiri melalui keputusan ilahi, sebuah gagasan yang berkembang menjadi “Mandat Surga”. Filosofi politik ini mendorong para penguasa untuk bertindak sebagai pengurus rakyatnya dan memperingatkan agar tak berperilaku buruk.

Baik di masa tenang maupun masa sulit, kebudayaan Tiongkok berkembang pesat. Pada masa Dinasti Shang (1600-1046 SM), para juru tulis Tiongkok menulis dengan aksara yang mirip dengan yang digunakan saat ini, dan sekitar tahun 400 SM, gagasan tokoh-tokoh terkenal seperti Konfusius mulai berkembang menjadi sistem kepercayaan penuh yang menekankan kebajikan dan kesalehan anak.

Di luar pencapaian filosofis ini, pengrajin Tiongkok menciptakan sutra pertama dan bentuk kertas pertama. Mereka juga menciptakan proses pencetakan blok pertama dan kompas maritim.

Tradisi akupunktur dan pengobatan herbal telah menjadi salah satu kontribusi Tiongkok yang paling lama bertahan. Selain itu, para pembangun Tiongkok terkenal karena membangun dan menghubungkan bagian pertama dari salah satu pencapaian arsitektur paling mengesankan sepanjang masa: Tembok Besar. Pekerjaan luar biasa ini dimulai sejak abad ke-7 SM.