Wabah Hitam Menghancurkan Peradaban Sejarah Abad Pertengahan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 16 Januari 2024 | 16:37 WIB
Dalam sejarah abad pertengahan, Wabah Hitam sering dikaitkan dengan kematian masal seluruh dunia. Dampaknya menyebabkan kehancuran tatanan peradaban yang pernah ada. (Pieter Brueghel the Elder/Museo del Prado)

"Wabah Hitam tidak menentukan jalannya sejarah, namun hal ini mengubah paradigma yang ada secara radikal dan menciptakan peluang bagi wilayah barat laut Eropa untuk melakukan industrialisasi," tulis Mark di laman Oxford University Press.

Kejayaan Jalur Sutra yang memudar

Kehancuran perekonomian sangat terjadi di Jalur Sutra yang merupakan rute perdagangan internasional dan penting dalam sejarah abad pertengahan.

Jalur Sutra, rute perdagangan darat yang menghubungkan Tiongkok dan Eropa Timur, menjadi salah satu jalur penyebaran wabah hitam dalam sejarah abad pertengahan. (Thinkstockphoto)

Rute yang juga mendukung penyebaran wabah ini kemudian berdampak pada desa, kota kecil, dan pos-pos terdepan antarnegara yang disambangi pelancong. Merebaknya wabah di tempat-tempat ini di sepanjang Jalur Sutra, membuat pedagang dan penjelajah harus berhati-hati, atau menghindarinya.

Dataran Persia, yang merupakan salah satu rute penting dalam Jalur Sutra, diperhitungkan saat wabah hitam merebak. Ahmad Fazlinejad and Farajollah Ahmadi dalam The Impact of the Black Death on Iranian Trade (1340s-1450s A.D.) menerangkan, perekonomian Kekaisaran Ilkhanat yang berkuasa di Persia dalam sejarah abad pertengahan lumpuh.

Dengan demikian, kejayaan Jalur Sutra yang dikuasai oleh Kekaisaran Mongol dan pecahan-peacahannya semakin memudar. Hal ini yang menandai akhir dari Pax Mongolica yang sebelumnya memudahkan pelancong dan pedagang melintasi Jalur Sutra.

Tidak sampai dari dua abad, beberapa pecahan Kekaisaran Mongol seperti Ilkhanat, Dinasti Yuan, dan Gerombolan Emas hancur akibat perekonomian yang tersendat di Jalur Sutra, ditambah dengan ragam konflik yang ada.

Sosial dan keagamaan

Ketika wabah merebak dalam sejarah abad pertengahan, pembelajaran medis belum secanggih modern. Baik peradaban Islam yang sangat maju dalam bidang sains, maupun Eropa yang saat itu terbelakang, belum mengetahui sumber wabah hitam secara pasti.

Rania Awaad dan tim, dalam Islamic Civilizations and Plagues: The Role of Religion, Faith and Psychology During Pandemics menjelakan peradaban Islam lebih mengandalkan pendekatan keagamaan untuk menenangkan masyarakat yang cemas. 

Ahli teologi lebih mengatakan bahwa wabah hitam adalah hukuman dari Tuhan untuk menyasar non-muslim, namun jika umat muslim menderitanya sebagai tanda kenikmatan dari Tuhan untuk mati syahid.