Faustina, Istri Kaisar Romawi Kuno Marcus Aurelius yang Hobi Selingkuh

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 22 Januari 2024 | 13:46 WIB
Faustina the Younger, istri Kaisar Marcus Aurelius dalam sejarah Romawi kuno. (Wikimedia Commons)

Posisi Faustina sebagai seorang ibu diperkuat dengan kelahiran putrinya, Fadilla, dan koin-koin yang menyerupai Juno Lucina (dewa Romawi kuno) diciptakan.

Hanya Commodus dan lima anak perempuannya yang mampu menjadi dewasa. Terlepas dari kenyataan bahwa angka kematian bayi jauh lebih tinggi di zaman Romawi kuno, ia tentu saja merasa tertekan dengan kenyataan bahwa setidaknya enam anaknya telah meninggal.

Saat mengandung si kembar Commodus dan Fulvus pada tahun 161 M, Faustina bermimpi di mana dia melahirkan dua ekor ular, yang satu lebih kuat dari yang lain.

Faktanya, Commodus hidup lebih lama dari Fulvus dan menjadi salah satu tiran yang lebih sosiopat. Menurut sejarah Augustan, Commodus bersifat agresif dan keras sejak usia dini. Karena kelakuan putranya, Faustina berpotensi melihat sifat mematikan dari otoritas kekaisaran yang ia sendiri tumbuh dan jalani.

Faustina juga mendapat gelar Mater Castrorum, yang artinya “Ibu Perkemahan”. Permaisuri ini memanfaatkan kekaguman luar biasa yang ditunjukkan para prajurit Romawi dengan mendampingi suaminya dalam sejumlah aksi militer. Istilah ini berasal dari upayanya mengubah kamp tentara menjadi rumahnya. 

Faustina diberikan gelar Augusta oleh Senat setelah kelahiran anak pertamanya, Domitia. Dalam sejarah Romawi kuno, ini adalah jabatan tertinggi yang bisa dimiliki seorang perempuan dalam pemerintahan.

Faustina, Istri Marcus Aurelius Hobi Selingkuh

Para penggosip Romawi mengklaim Faustina selalu selingkuh dari suaminya. Faustina  berselingkuh dengan senator, tentara, pelaut, dan gladiator.

Pada zaman Romawi, gladiator adalah simbol seks. Bangsa Romawi percaya bahwa keringat dan darah para gladiator adalah afrodisiak.

Wanita-wanita Romawi yang kaya dan berpengaruh mempekerjakan para gladiator sebagai 'pengawal' mereka. Tentu saja, mereka ingin tubuh mereka 'dijaga ketat' oleh para budak-prajurit ini.

Faustina begitu tergila-gila dengan gladiator tersebut sehingga dia benar-benar jatuh sakit. Ia mengakui perselingkuhannya kepada suami tercintanya, Marcus Aurelius. Aurelius berkonsultasi dengan para peramal, yang mengusulkan solusi yang paling tidak biasa.

Aurelius memanggil Faustina dan sang gladiator ke kamarnya dan meminta mereka berhubungan seks. Saat mereka berhubungan seks, tentara Aurelius mengeksekusi pria malang itu. Faustina harus mandi darah gladiator. Setelah sang gladiator mati, Aurelius dan Faustina berhubungan seks.