Athena Jarang Bersalju, Bagaimana Deskripsi Salju di Mitologi Yunani?

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 27 Januari 2024 | 09:00 WIB
Mitologi Yunani mendeskripsikan salju sebagai beban hidup dan tidak menyenangkan. (The Archeologist)

Penyair masa awal, Pindar, menggambarkan Boreas sebagai makhluk yang ’bernafas suram dan beku’.

Oleh karena itu, kemungkinan besar sebagian orang Yunani memandang Boreas sebagai penyebab langsung terjadinya salju.

Wanita ketiga bernama Chione adalah putri Callirhoe, salah satu Oceanids —sekelompok nimfa- dan Nilus, dewa Sungai Nil di Mesir.

Dikatakan bahwa Zeus memindahkannya ke awan, dan salju turun darinya ke padang pasir.

Pandangan ilmiah dan filosofisOrang Yunani tidak hanya menulis tentang salju dalam mitologi Yunani. Ilmuwan dan filsuf Yunani kuno juga kadang-kadang membahasnya.

Salah satu filsuf yang memiliki pandangan menarik tentang salju adalah Anaxagoras. Dia hidup pada abad kelima SM.

Anaxagoras menyatakan bahwa meskipun salju tampak putih bagi kita, sebenarnya salju itu gelap. Alasannya adalah bahwa salju hanyalah air yang membeku, dan menurut Anaxagoras, air berwarna gelap.

Kata yang ia gunakan untuk menggambarkan warna sebenarnya dari salju, yaitu ‘melaina’, biasanya diterjemahkan sebagai ‘hitam’ dalam kutipan pernyataannya.

Namun, pada kenyataannya, kata ini secara umum berarti 'gelap'. Kadang-kadang digunakan untuk menggambarkan warna anggur atau/dan warna gelap laut.

Mungkin Anaxagoras sedang memikirkan warna laut yang gelap. Meskipun pernyataan bahwa salju sebenarnya gelap tampak aneh bagi kita, Anaxagoras percaya bahwa indra kita, seperti penglihatan, tidak benar-benar memahami kenyataan sebagaimana adanya.

Sebaliknya, kita dapat membedakan apa yang sebenarnya nyata melalui akal budi walaupun hal itu bertentangan dengan pengamatan langsung.

Terlepas dari persepsinya yang tidak biasa mengenai warna salju, pernyataan ini memberi tahu kita sesuatu yang penting. Setidaknya pada awal abad kelima SM, orang Yunani memahami bahwa salju berasal dari air.

Perspektif menarik lainnya datang dari Seneca the Younger, seorang filsuf abad pertama Masehi. Meskipun ia seorang Romawi, pandangannya menarik karena ia adalah seorang filsuf Stoa.

Ini adalah suatu bentuk filsafat yang didirikan oleh Zeno dari Citium di Athena pada abad ketiga SM.

Ia menyatakan bahwa salju mengandung lebih banyak udara daripada air. Ilmu pengetahuan modern telah menunjukkan bahwa hal ini sepenuhnya benar. Faktanya, salju terdiri dari sekitar sembilan puluh persen udara.