Sejarah Dunia Kuno: Siapa Bangsa Het yang Jadi Musuh Mesir Kuno?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 30 Januari 2024 | 09:00 WIB
Ukiran batu yang mengambarkan kereta perang bangsa Het dalam sebuah pertempuran pada abad ke-18 SM. Cara mereka menggunakan kereta perang menjadi kesenian berperang yang canggih untuk melawan Mesir kuno dalam Pertempuran Kadesh dan Mesopotamia dalam sejarah dunia kuno. Ukiran ini terseduia di Museum of Anatolian Civilizations, Ankara, Turki. (Peter Horree/Alamy)

Raja bangsa Het selanjutnya yang paling signifikan dalam sejarah dunia kuno adalah Muwatalli II (1295-1275 SM). Dia yang menghadapi Ramses II dalam Pertempuran Kadesh pada 1274 SM. Pertempuran ini dimenangkan oleh Mesir kuno.

Pertempuran Kadesh adalah hasil persaingan kepentingan Het dan Mesir kuno di wilayah Kanaan dalam sejarah. (The Collector)

Setelah Muwatalli II mangkat, saudaranya bernama Hatusili III berdamai dengan Mesir kuno dalam Perjanjian Kadesh 1258 SM. Oleh ahli sejarah, kesepakatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak bisa disebut sebagai perjanjian damai pertama di dunia.

Akhir kekuasaan bangsa Het di Turki

Bangsa Het mengalami kemunduran ketika Kekaisaran Assyria atau bangsa Asyur di Syam bangkit. Mitanni yang dulunya dikuasai bangsa Het dikuasai Assyria pada sekitar 1230 SM. Perkembangan bangsa Asyur pun seiring dengan penyusutan bangsa Het di Syam.

Raja terakhir bangsa Het adalah Raja Suppiluliuma II (skt. 1207–1178 SM). Kekuasaannya begitu rumit untuk mempertahankan bangsa Het karena invasi Kekaisaran Assyria, serangan berulang oleh "Orang Laut" dan suku Kaska dari tepi Laut Hitam.

Scarre menulis, suku Kaska bahkan merampok Hattusa yang meruntuhkan stabilitas kerajaan. Namun, bangsa Asyur menghancurkan berbagai sisa-sisa kekuasaan bangsa Het, dan memberi pengaruh kebudayaannya sendiri. Peradaban-peradaban berikutnya lupa bahwa daerah ini pernah berdiri kerajaan hebat yang dikuasai bangsa Het.