Raja bangsa Het selanjutnya yang paling signifikan dalam sejarah dunia kuno adalah Muwatalli II (1295-1275 SM). Dia yang menghadapi Ramses II dalam Pertempuran Kadesh pada 1274 SM. Pertempuran ini dimenangkan oleh Mesir kuno.
Setelah Muwatalli II mangkat, saudaranya bernama Hatusili III berdamai dengan Mesir kuno dalam Perjanjian Kadesh 1258 SM. Oleh ahli sejarah, kesepakatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak bisa disebut sebagai perjanjian damai pertama di dunia.
Akhir kekuasaan bangsa Het di Turki
Bangsa Het mengalami kemunduran ketika Kekaisaran Assyria atau bangsa Asyur di Syam bangkit. Mitanni yang dulunya dikuasai bangsa Het dikuasai Assyria pada sekitar 1230 SM. Perkembangan bangsa Asyur pun seiring dengan penyusutan bangsa Het di Syam.
Raja terakhir bangsa Het adalah Raja Suppiluliuma II (skt. 1207–1178 SM). Kekuasaannya begitu rumit untuk mempertahankan bangsa Het karena invasi Kekaisaran Assyria, serangan berulang oleh "Orang Laut" dan suku Kaska dari tepi Laut Hitam.
Scarre menulis, suku Kaska bahkan merampok Hattusa yang meruntuhkan stabilitas kerajaan. Namun, bangsa Asyur menghancurkan berbagai sisa-sisa kekuasaan bangsa Het, dan memberi pengaruh kebudayaannya sendiri. Peradaban-peradaban berikutnya lupa bahwa daerah ini pernah berdiri kerajaan hebat yang dikuasai bangsa Het.