Kido Butai: Armada Udara Jepang Tangguh dalam Sejarah Perang Dunia II

By Tri Wahyu Prasetyo, Minggu, 4 Februari 2024 | 13:00 WIB
Pesawat-pesawat Jepang lepas landas dari kapal induk Akagi untuk menyerang target musuh. (Via The Collector)

Jepang juga mengembangkan pesawat tempur yang luar biasa seperti pesawat Mitsubishi Zero dan pesawat pengebom torpedo Nakajima Kate.

Pesawat pengebom torpedo Nakajima Kate dari Jepang. (Via The Collector)

Angkatan Laut Jepang menyadari bahwa dengan mengelompokkan kapal induk mereka, akan membentuk kekuatan serangan udara gabungan yang belum pernah ada sebelumnya.

Kapal induk sebelumnya beroperasi sendiri atau berpasangan. Enam kapal induk modern yang digabungkan dengan skuadron mereka berarti ratusan pesawat dapat dibawa. Pada bulan April 1941, Armada ini diorganisir sebagai Armada Udara Pertama.

Pertempuran Armada Kido Butai

Tiga Kapal Perang Amerika Serikat diserang oleh pesawat pengebom Jepang di Pearl Harbor, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941. (Via The Collector)

Kekaisaran Jepang memasuki babak sejarah Perang Dunia II dengan serangan 8 Desember ke Pearl Harbor dan negara-negara Asia lainnya. Armada Kido Butai menghantam Pearl Harbor, karena Angkatan Laut AS dianggap sebagai ancaman terbesar di Pasifik.

Menurut Matt, para pilot dan kru pesawat secara eksplisit dilatih untuk serangan ini, dengan menggunakan maket pangkalan Amerika.

“Sekitar 360 pesawat dalam dua gelombang menenggelamkan empat kapal perang namun tidak menemukan kapal induk Amerika yang sangat penting,” jelas Matt.

Pada tahun 1942, Armada berlayar melintasi Pasifik dan sekitarnya. Serangan-serangan ini termasuk serangan terhadap target-target Inggris di Samudra Hindia, Australia, dan Papua Nugini. 

Operasi yang mendukung Angkatan Darat berlangsung di Nugini dan Kepulauan Solomon. Armada hanya mengalami sedikit kekalahan karena keahlian mereka dan diuntungkan lawan yang lebih lemah.

Bagi Matt, pertarungan nyata pertama bagi kekuatan kapal induk Jepang terjadi pada bulan Mei 1942, selama Pertempuran Laut Karang.