Jejak Evolusi: Petualangan Charles Darwin di Kapal H.M.S. Beagle

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 5 Februari 2024 | 09:00 WIB
Kapal HMS Beagle di Selat Magellan. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id—Pelayaran Charles Darwin selama lima tahun di awal tahun 1830-an dengan kapal H.M.S. Beagle telah menjadi legenda. Perjalanan ini turut membidani lahirnya buku “On the Origin of Species”, mahakarya dalam sejarah ilmu pengetahuan.

Berbagai tanaman dan hewan eksotis yang ia temui menantang pemikirannya dan menuntunnya untuk mempertimbangkan bukti ilmiah dengan cara yang baru.

“Darwin tidak benar-benar merumuskan teori evolusinya saat berlayar keliling dunia dengan kapal Angkatan Laut Kerajaan,” kata Robert McNamara, dalam tulisanya di laman ThoughtCo.

Setelah kembali ke Inggris dari lima tahun pelayarannya, Robert melanjutkan, “Darwin mulai menulis buku berjilid-jilid tentang apa yang telah dilihatnya.”

Tulisan-tulisannya tentang pelayaran Beagle selesai pada tahun 1843, satu setengah dekade sebelum publikasi "On the Origin of Species".

Sejarah H.M.S. Beagle

H.M.S. Beagle dikenang hari ini karena hubungannya dengan Charles Darwin. Meskipun demikian, sebenarnya kapal ini telah mengembangkan layarnya dalam misi ilmiah, jauh sebelum Darwin muncul.

Beagle, sebuah kapal perang yang membawa sepuluh meriam, berlayar pada tahun 1826 untuk menjelajahi garis pantai Amerika Selatan. 

Kapal ini mengalami peristiwa yang tidak menguntungkan ketika kaptennya mengalami depresi, mungkin disebabkan oleh isolasi pelayaran, dan bunuh diri.

Letnan Robert FitzRoy mengambil alih komando Beagle, melanjutkan pelayaran dan mengembalikan kapal tersebut dengan selamat ke Inggris pada tahun 1830.

FitzRoy dipromosikan menjadi Kapten dan ditunjuk untuk memimpin kapal dalam pelayaran kedua. Ia ditugaskan untuk mengelilingi dunia sambil melakukan penjelajahan di sepanjang garis pantai Amerika Selatan dan melintasi Pasifik Selatan.

FitzRoy memiliki ide untuk membawa serta seseorang dengan latar belakang ilmiah yang dapat membantu eksplorasi serta mencatat hasil pengamatan. Alasan lainya adalah menemani sang kapten agar tak terlanda kesepian seperti yang menimpa pendahulunya.

Pada tahun 1831, Darwin diundang untuk mengambil bagian dalam pelayaran kapal Beagle. Ia mendapat rekomendasi dari mantan profesornya.

Charles Darwin (Lutfi Fauziah)

Robert menjelaskan, setelah mengikuti ujian akhir di Cambridge pada tahun 1831, Darwin menghabiskan beberapa minggu untuk melakukan ekspedisi geologi ke Wales. 

“Dia berniat kembali ke Cambridge pada musim gugur itu untuk mengikuti pelatihan teologi, tetapi sepucuk surat dari seorang profesor, John Steven Henslow, yang mengundangnya untuk bergabung dengan Beagle, mengubah segalanya,” jelas Robert.

Dengan penumpang yang bersemangat, kapal Beagle meninggalkan Inggris pada tanggal 27 Desember 1831. Kapal ini mencapai Kepulauan Canary pada awal Januari dan melanjutkan perjalanan ke Amerika Selatan, yang dicapai pada akhir Februari 1832.

Selama penjelajahan di Amerika Selatan, Darwin dapat menghabiskan banyak waktu di darat, terkadang mengatur agar kapal menurunkan dan menjemputnya di akhir perjalanan darat. 

Dia menyimpan buku catatan untuk menulis pengamatannya, dan selama masa-masa tenang di atas kapal Beagle, dia akan menyalin catatannya ke dalam jurnal.

Setelah melakukan penjelajahan yang cukup jauh di Amerika Selatan, Beagle mencapai Kepulauan Galapagos pada bulan September 1835. Darwin terpesona oleh keanehan seperti bebatuan vulkanik dan kura-kura raksasa.

Saat berada di Galapagos, Darwin mengumpulkan sampel burung mockingbird, dan kemudian mengamati bahwa burung-burung itu agak berbeda di setiap pulau. Hal ini membuatnya berpikir bahwa burung-burung tersebut memiliki nenek moyang yang sama, namun mengikuti jalur evolusi yang berbeda setelah mereka terpisah.

Beagle meninggalkan Galapagos dan tiba di Tahiti pada bulan November 1835. Ia juga kemudian berlayar hingga mencapai Selandia Baru pada akhir Desember.

Lukisan HMS Beagle dalam pelayarannya di Australia, oleh Owen Stanley. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Pada bulan Januari 1836, Beagle tiba di Australia, di mana Darwin sangat terkesan dengan kota Sydney yang masih muda.

Setelah menyambangi berbagai negara dan pulau terpencil, Beagle kemudian berlayar kembali ke pesisir Amerika Selatan sebelum kembali ke Inggris. Pada tanggal 2 Oktober 1836 rombongan tiba di kota Falmouth, Inggris. Seluruh pelayaran ini memakan waktu hampir lima tahun.

Pasca Pelayaran

Setelah mendarat di Inggris, Darwin menumpang kereta api untuk menemui keluarganya, dan tinggal di rumah ayahnya selama beberapa minggu. 

Tak lama, ia segera bergerak, mencari saran dari para ilmuwan tentang cara mengatur spesimen, termasuk fosil dan boneka burung yang dibawanya.

Dalam beberapa tahun berikutnya, ia banyak menulis tentang pengalamannya. Sebuah buku yang terdiri dari lima jilid, "Zoologi Pelayaran H.M.S. Beagle", diterbitkan dari tahun 1839 hingga 1843.

Pada tahun 1839, Darwin menerbitkan sebuah buku klasik dengan judul aslinya, "Journal of Researches." Buku ini kemudian diterbitkan ulang dengan judul "The Voyage of the Beagle," dan masih dicetak hingga hari ini. Buku ini merupakan kisah petualangan Darwin yang menarik, ditulis dengan kecerdasan dan sesekali diselingi humor.

“Darwin telah terpapar beberapa pemikiran tentang evolusi sebelum memulai perjalanannya dengan kapal H.M.S. Beagle. Jadi, anggapan populer yang mengatakan bahwa pelayaran Darwin memberinya ide evolusi tidaklah akurat,” kata Robert.

Kendati demikian, dapat dikatakan bahwa perjalanannya dengan kapal Beagle memberinya pelatihan yang tak ternilai. Pengalaman tersebut mempersiapkannya untuk penyelidikan ilmiah yang mengarah pada publikasi "On the Origin of Species" pada tahun 1859.