Bagaimana Peran Anjing dalam Sejarah dan Kebudayaan Tiongkok Kuno?

By Laurensia Felise, Rabu, 7 Februari 2024 | 16:00 WIB
Patung singa-anjing merupakan salah satu bentuk kepercayaan masyarakat terhadap anjing. Sejak zaman Tiongkok kuno, anjing telah dianggap sebagai pelindung dari arwah dan sihir jahat. (Metropolitan Museum of Art)

Anjing dan Kepercayaan Masyarakat Masa Kini

Ada beberapa hal terkait dengan anjing yang masih ada hingga saat ini. Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal, yaitu peletakan patung batu singa-macan hingga kebiasaan dalam masyarakatnya.

Praktik penggunaan patung batu singa-macan maupun foto anjing masih dilakukan hingga saat ini di berbagai lokasi. Umumnya, tujuannya untuk menjaga dan melindungi sebuah tempat dari arwah dan sihir jahat.

Selain itu, kepercayaan terkait anjing yang masih ada hingga saat ini adalah penggunaan kalung anjing. Mengingat masyarakat Tiongkok masih percaya dengan hantu dan arwah, kalung dengan lonceng umumnya dipakaikan kepada anak mereka untuk menakuti makhluk tak kasat mata.

Dengan taktik ini, maka hantu akan berasumsi bahwa anak tersebut adalah seekor anjing dan berjalan ke arah yang berlawanan. Bahkan, hantu juga tidak akan menoleh ke belakang dan berjalan lurus sehingga anak-anak tetap aman.

Begitu pula dalam praktik penguburan jenazah, di mana Treistman mencatat pemakaman untuk orang-orang yang memimpin garis keturunan. Umumnya, mereka akan dikubur dalam makam yang besar dan ditemani oleh seekor anjing, sehingga nantinya sang anjing tetap melayani tuannya di alam baka.