Nationalgeographic.co.id—Penakluk Francisco Pizarro, dari Spanyol menyerang Kaisar Inca, Atahualpa dalam catatan sejarah dunia. Penaklukan ini mengawali kisah yang membuktikan adanya sebuah karma, balasan dari seorang yang khianat.
Pada tahun 1525, Atahualpa mewarisi separuh bagian utara Kekaisaran Inca, sementara saudaranya Huascar mendapat bagian selatan. Lima tahun kemudian, Atahualpa menyerang Huascar.
Kemudian pada tahun 1532, Atahualpa mengalahkan Huascar dan berhasil menyatukan kembali kekaisaran. Namun pemerintahannya terbukti singkat, karena Pizarro muncul segera setelahnya.
Pizarro bersama dengan armada perangnya mendarat di Peru pada tahun 1532 dari Spanyol. Ia mendirikan koloni kecil, lalu berangkat untuk menaklukkan wilayah-wilayah di Peru dengan kekuatan kecil sekitar 200 orang.
"Dalam perjalanannya, Pizarro bertemu dengan utusan dari Atahualpa," tulis Khalid Elhassan kepada History Collection dalam artikelnya Weirdest and Pettiest Causes of Wars and Diplomatic Disputes, terbitan 8 November 2023.
Utusan Atahualpa mengundang Pizarro untuk mengunjungi kamp tempat kaisar Inca beristirahat bersama 100.000 tentara setelah kemenangannya baru-baru ini untuk penyatuan kembali kekaisaran.
Pizarro mengiyakan dan berangkat menemui Atahualpa bersama dengan 110 infanteri dan 67 kavaleri, lapis baja dan dipersenjatai baja, ditambah tiga arquebus dan dua meriam kecil.
Sebuah pertemuan diatur pada tanggal 16 November 1532, di alun-alun kota Cajamarca. Pada malam tanggal 15 November 1532, Pizarro menguraikan kepada anak buahnya rencana berani untuk merebut kekuasaan Atahualpa.
Pizarro terilhami pendahulunya. Ia meniru perebutan kuasa dari Kaisar Aztec Montezuma oleh Cortes dari Spanyol beberapa tahun sebelumnya. Momentum ini dipersiapkannya sebaik mungkin.
Benar saja, Atahualpa gagal mempersiapkan perlindungan yang memadai terhadap kemungkinan pengkhianatan. Sang kaisar tidak pernah berpikir orang yang baru ia temui ini akan melakukan pengkhianatan dalam kesepakatan ini.
Atahualpa meninggalkan pasukannya berkemah di luar Cajamarca, dan tiba di alun-alun kota dengan menaiki tandu bagus yang dibawa oleh 80 orang istana terkemuka, dan diikuti oleh sekitar 5000 bangsawan dan pejabat.
Rombongan Atahualpa berpakaian mewah dalam balutan pakaian upacara. Mereka juga tidak bersenjata, kecuali kapak batu upacara kecil. Atahualpa seharusnya lebih berhati-hati: Pizarro punya intrik di balik pertemuan itu.