Di Mesir kuno, jimat ini terbuat dari berbagai macam bahan berupa kuarsa, keramik, kaca, emas, dan batu berwarna seperti lapis lazuli.
Jimat Mata Horus menjadi semakin kompleks di Kerajaan Baru Mesir (1550 hingga 1077 SM). Kobra yang dipelihara sering kali ditambahkan di depan mata, dengan burung atau bulu di belakang.
Bagian tubuh manusia atau kucing terkadang digunakan untuk garis bawah. Pada Periode Menengah Ketiga (1070–664 SM) hewan lain dan bahkan dewa dimasukkan ke dalam desainnya.
Selain jimat abadi yang terbuat dari bahan berharga, jimat sementara sering kali digambar pada papirus atau linen untuk perlindungan pada saat sakit atau saat melahirkan.
Mata bergaya ini melambangkan setiap dan semua makanan yang dipersembahkan kepada para dewa.
Orang Mesir kuno juga memberikan persembahan kepada orang yang meninggal dalam berbagai ritual bulanan. Hal ini bertepatan dengan terbitnya bulan, yang melambangkan penyembuhan Mata Horus.
Penggunaan Ritualistik Mata Horus
Mata Horus sering digunakan dalam ritual penyembuhan bagi orang Mesir kuno. Perawatan ritual dan praktis dijalin bersama sebagai bagian dari kain yang sama.
Mata Horus sering dilukis di peti mati di Mesir kuno. Pada Periode Pertengahan, simbol ini dilukis di sisi peti mati dengan arah yang sama. Tujuannya untuk melindungi orang yang meninggal dan membiarkan mereka melihat ke luar.
Selain itu, Mata Horus juga dilukis atau diukir di haluan kapal untuk memohon perlindungan dewa Horus dalam pelayaran dan membantu kapal melihat jalan ke depan.
Di Kerajaan Baru, Mata Horus diadopsi oleh beberapa orang sebagai tato. Mata Horus masih menjadi simbol umum selama pendudukan Romawi di Mesir, yang berlangsung hingga tahun 641 M.
Nubia, Suriah, dan Kanaan juga mengadopsi simbol pelindung tersebut. Kemungkinan besar Mata Horus adalah asal mula manik mata modern, atau nazar, yang masih populer hingga saat ini.