Tak Selalu Heroik, Inilah Kejahatan Dewa-Dewa Aesir Mitologi Nordik

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 14 Februari 2024 | 15:00 WIB
Aesir adalah dewa-dewi utama dalam mitologi Nordik. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Dalam budaya populer, biasanya dewa-dewa Nordik seperti Odin Thor digambarkan sebagai pribadi yang baik. Faktanya, dalam mitologi Nordik Kuno, para dewa jarang digambarkan sebagai pahlawan. Mereka memiliki kekurangan, serakah, pendendam, dan kejam.

Sejarawan lulusan Universitas Oxford, Jessica Suess, menjelaskan bahwa dalam mitos aslinya, “para dewa melakukan tindakan genosida terhadap para Jotun, raksasa dalam mitologi Norse, dan kemudian memburu mereka untuk bersenang-senang.”

Mereka juga “Mereka menyatakan perang terhadap para dewa Vanir karena masalah budaya dan membunuh anak-anak sebagai pembalasan dendam,” tambah Jessica.

Odin vs Ymir

Ymir adalah raksasa es pertama dari mitologi Nordik, biasanya digambarkan dengan sapinya, yang bisa dikatakan sebagai simbol utama. Sapi itu adalah temannya sekaligus sumber makanannya. (Wikimedia commons)

Merujuk kisah penciptaan bangsa Nordik seperti yang terdapat dalam Prosa Edda, makhluk pertama yang muncul adalah Jotun Ymir dan dewa Buri. Mereka menjadi nenek moyang semua raksasa dan dewa.

Ymir berkembang biak secara aseksual. Raksasa jantan dan betina muncul melalui keringat ketiaknya. Makhluk berkepala enam juga lahir dari kakinya.

Sementara itu, Buri memiliki seorang putra bernama Bor. Dia kemudian memiliki tiga anak laki-laki, Odin, Vili, dan Ve. 

Odin dan saudara-saudaranya menjadi khawatir dengan banyaknya raksasa yang muncul dari Ymir sementara jumlah mereka tetap sedikit. Mereka memutuskan untuk membunuh Ymir.

“Sumber-sumber yang masih ada tidak menyebutkan masalah khusus yang disebabkan oleh keturunan Ymir, hanya saja jumlah mereka yang terus bertambah dengan cepat,” jelas Jessica.

Tindakan Odin dan para saudaranya membawa ras raksasa di ambang kepunahan. Beruntung, dua raksasa selamat dalam pembantaian tersebut, memungkinkan untuk mengisi kembali ras mereka.

Menurut Prosa Edda, Jessica menjelaskan, “kematian makhluk raksasa itu menyebabkan banjir darah yang sangat besar.” Odin dan saudara-saudaranya kemudian “menggunakan tubuh Ymir untuk membentuk kembali dunia sesuai keinginan mereka.”

Thor Berburu Raksasa untuk bersenang-senang?

Setelah penciptaan dunia baru, Thor diangkat menjadi pelindung umat manusia. Dengan palu Mjolnir, dia ditugaskan untuk menjaga agar para raksasa tetap terkendali.

Namun, menurut Jessica, kisah-kisah pertarungannya dengan para raksasa lebih sering menggambarkan petualangan yang menyenangkan daripada tindakan heroik untuk melindungi.

Dalam sebuah cerita, para dewa dan raksasa Hrungnir minum bersama setelah sebuah pertaruhan yang membuat Hrungnir kalah. Namun, Hrungnir menjadi terlalu mabuk dan bermasalah sehingga dewa berniat untuk menghabisinya.

Thor mendekati sang raksasa dari belakang dengan niat ingin menyerang. Namun, Hrungnir mengecam hal ini sebagai tindakan pengecut. Dia pun menantang Thor untuk berduel. Namun sepertinya Thor bukan tandingannya, dewa petir itu menang dan membunuh Hrungir.

Pada kisah lain, Thor pergi mengunjungi raksasa Hymir. Mereka berdua mendayung ke laut untuk memancing. 

Mereka berhasil menangkap beberapa ikan yang sangat besar, lebih dari cukup untuk sekadar makan malam. Namun, Thor masih merasa tidak puas.

Thor akhirnya menangkap ikan yang lebih besar dari sebelumnya, bahkan ia kewalahan untuk mengangkatnya. Hymir segera menyadari bahwa itu adalah ular laut Jormungandr, salah satu makhluk yang mampu menandingi kekuatan Thor.

Meskipun telah diingatkan, Thor tidak peduli. Akhirnya, dalam ketakutannya, Hymir memotong tali pancing Thor .

Merasa kesal, Thor melemparkan Hymir ke laut dan mendayung pergi. Dia mencoba meninggalkan Hymir untuk mati.

Menurut Jessica, pertemuan Thor dengan para raksasa tidak pernah digambarkan sebagai perlindungan heroik. 

“Mereka hampir selalu merupakan cerita tentang seorang pejuang yang kuat yang ingin memamerkan kemampuannya. Seorang pejuang yang berburu dan membunuh raksasa untuk olahraga,” ungkap Jessica.

Kejahatan pada Anak-anak Loki

Loki adalah dewa penipu dalam mitologi Nordik. (Mythopedia)

Mungkin salah satu kejahatan terburuk yang dapat dikaitkan dengan para dewa Aesir yaitu perlakuan mereka terhadap anak-anak Loki.

Dengan raksasa Angrboda, Loki memiliki tiga anak. Mereka adalah ular besar Jormungandr, Fenrir si serigala perkasa, dan raksasa Hel.

Para dewa Aesir menganggap bahwa anak-anak Loki akan menjadi bahaya di masa depan. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk memenjarakan masing-masing di tempat yang paling tidak membahayakan.

Ular muda dan kecil Jormungandr ke dalam perairan di sekitar Midgard. Namun hal ini segera menjadi keputusan yang berbahaya.  Ular itu tumbuh menjadi sangat besar hingga akhirnya mampu melingkari seluruh dunia.

Serigala Fenrir terlalu kuat untuk ditaklukkan sehingga para dewa harus menipunya. Fenrir diminta untuk mengenakan rantai di tubuhnya dan mematahkannya sebagai demonstrasi kekuatannya.

Namun, Fenrir dapat dengan mudah mematahkan rantai-rantai yang sebelumnya telah disiapkan oleh para dewa. Hampir putus asa, para dewa mendapat bantuan dari para kurcaci berupa pita yang lebih kuat dari rantai.

Dengan penuh kecurigaan, Fenrir hanya setuju untuk mengenakan rantai pita tersebut jika salah satu dewa mau memasukkan tangan mereka ke dalam mulutnya. Hal ini untuk menjamin keamanannya. Dewa Tyr setuju dan mengorbankan tangannya untuk memenjarakan Fenrir secara permanen.

Kemudian, raksasa perempuan Hel, dengan parasnya yang mengerikan. Setengah dari tubuhnya masih hidup, dan setengahnya lagi sudah mati. 

Para dewa menganggapnya mengerikan dan mengirimnya untuk memerintah Helheim, sebuah dunia orang mati. Meskipun menjadi ratu di sana, dia tetap dibuang dari dunia orang hidup.

Namun, ini bukanlah kejahatan terburuk yang dilakukan Aesir terhadap anak-anak Loki. Nasib serupa juga pada dua anak Loki dengan dewi Aesir, Sigyn. Nama mereka adalah Narfi dan Vali.

“Sulit untuk menggambarkan perlakuan para dewa terhadap anak-anak Loki sebagai sesuatu yang lain selain penganiayaan,” jelas Jessica.

Ragnarok: Kiamat atau Aksi Balas Dendam yang Dibenarkan?

Ilustrasi Ragnarok ()

Ragnarok adalah sebuah ramalan dalam mitologi Nordik tentang bagaimana dunia akan berakhir. Kekuatan para dewa akan bertempur melawan kekuatan para raksasa yang mengakibatkan kehancuran bersama dan akhir dari semua kehidupan.

Kiamat ini ditandai dengan banyak pertanda, termasuk gempa bumi yang akan memungkinkan Loki dan Fenrir untuk mematahkan rantai mereka. 

Bencana ini juga akan memungkinkan Hel untuk berlayar keluar dari Helheim dan Jormungandr muncul dari perairannya.

Loki dan anak-anaknya akan memimpin serangan ke Asgard. Fenrir akan melahap Odin secara keseluruhan. Thor dan Jormungandr akan bertarung sampai mati. Loki akan membunuh Heimdall, dan Tyr akan dibunuh oleh Garm, anjing penjaga pribadi Hel.

“Mempertimbangkan tindakan-tindakan masa lalu para dewa, serangan ini nampaknya tidaklah tanpa alasan,” jelas Jessica. “Para dewa tampaknya telah menentukan nasib mereka melalui cara yang tidak berperasaan dalam memperlakukan orang-orang di sekitar mereka, terutama anak-anak Loki.”