Seajarah Dunia: Praktik Penggunaan 'Ramuan Cinta' Penakluk Pujaan Hati

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 16 Februari 2024 | 13:00 WIB
Sejak zaman kuno, manusia telah mencoba mengolah berbagai jenis hewan atau tumbuhan, untuk menaklukan pujaan hatinya. Mereka menyebutnya ramuan cinta. (via History Extra)

“Penduduk asli Amerika akan menggunakan ekor kadal dalam ramuan cinta mereka, dan leher kadal digunakan dalam mantra tradisional Nigeria,” kata Emma.

Kendati demikian, pada beberapa budaya, kadal justru memiliki makna yang kurang baik terkait dengan cinta seseorang.

Cacing Tumbuk dan Rempah-Rempah

Selama abad ke-17 di New Mexico pada masa kolonial, orang-orang Spanyol yang menetap di sana akan berdagang barang dan adat istiadat dengan penduduk asli Amerika. 

Emma menjelaskan, catatan Inkuisisi menunjukkan bahwa sejumlah wanita dihukum karena melakukan sihir setelah memberikan ramuan yang mereka dapatkan dari penduduk asli. 

“Beberapa di antaranya melibatkan cacing yang dihaluskan, ramuan dan cairan tubuh, yang kemudian dioleskan di dada orang yang Anda harapkan cintanya,” jelas Emma.

Bunga

Bunga datura. (Lutfi Fauziah)

Tak heran jika saat ini banyak orang yang menjerat pujaan hatinya dengan bunga. Sudah sejak lama, bunga diasosiasikan dengan romantisme.

Metode pemikat cinta yang umum dilakukan adalah dengan menanam bunga marigold di jejak yang pernah dilalui oleh sang pujaan hati.

Di India Kuno, tanaman datura merupakan bahan yang dianggap ampuh untuk membuat ramuan cinta. Tanaman ini mengandung afrodisiak kuat, yang dapat meningkatkan gairah seksual seseorang. Di sisi lain, tanaman ini mengandung halusinogen mematikan.

Di Kolombia kuno, tanaman datura memiliki tujuan yang lebih gelap lagi. Emma menjelaskan,  diduga datura “digunakan untuk membius para istri kepala suku yang telah meninggal agar mereka dapat dikubur hidup-hidup bersama suami mereka.”