Seajarah Dunia: Praktik Penggunaan 'Ramuan Cinta' Penakluk Pujaan Hati

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 16 Februari 2024 | 13:00 WIB
Sejak zaman kuno, manusia telah mencoba mengolah berbagai jenis hewan atau tumbuhan, untuk menaklukan pujaan hatinya. Mereka menyebutnya ramuan cinta. (via History Extra)

Nationalgeographic.co.id–Ketika cinta bertepuk sebelah tangan, apa yang dapat Anda lakukan? Bagi sebagian orang sepanjang sejarah, ramuan cinta telah menjadi jawabannya. 

Berbagai ramuan cinta telah digunakan oleh orang-orang di zaman dahulu untuk menaklukan pujaan hatinya. Efeknya bermacam-macam; ada yang dapat membuat sesorang jatuh cinta; membuat orang menjadi rindu;dan meningkatkan gariah seksualitas.

Lantas, apa sebenarnya yang terkandung dalam ramuan cinta ini, hingga diniscayai orang-orang mampu membuat pujaan hatinya klepek-klepek

Lalat Spanyol

Penulis sejarah dari Universitas Swansea, Emma Slattery Williams, mengungkap bahwa sejak zaman Yunani kuno, lalat Spanyol telah digunakan sebagai bahan baku ramuan cinta. Serangga mematikan ini ditumbuk bersama rempah-rempah dan dijadikan tonik

“Hal itu dapat menyebabkan perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuh, tetapi ini biasanya disebabkan oleh peradangan dan bukan karena hasrat,” jelas Emma.

Tentu serangga beracun ini sangat berbahaya bagi orang yang mengonsumsinya. Konon, kematian Ferdinand II dari Aragon, disebabkan oleh penggunaan ramuan ini.

Setelah kematian istrinya, Isabella I dari Kastilia, Ferdinand segera menikahi Germaine dari Foix yang jauh lebih muda. 

Diperkirakan, karena usianya yang semakin menua dan keinginan mereka untuk memiliki ahli waris laki-laki, Ferdinand mungkin menggunakan ramuan untuk meningkatkan kejantanannya.

Nahas, ia meninggal pada Januari 1516 setelah kesehatannya terus menurun. Ia dicurigai telah menelan banyak ramuan dan minuman mencurigakan yang mungkin mengandung lalat Spanyol.

Tubuh Kadal

Bagian tubuh hewan telah digunakan dalam pengobatan dan ilmu sihir selama berabad-abad. Bahkan, praktik ini masih dapat dijumpai hingga saat ini di beberapa budaya.

“Penduduk asli Amerika akan menggunakan ekor kadal dalam ramuan cinta mereka, dan leher kadal digunakan dalam mantra tradisional Nigeria,” kata Emma.

Kendati demikian, pada beberapa budaya, kadal justru memiliki makna yang kurang baik terkait dengan cinta seseorang.

Cacing Tumbuk dan Rempah-Rempah

Selama abad ke-17 di New Mexico pada masa kolonial, orang-orang Spanyol yang menetap di sana akan berdagang barang dan adat istiadat dengan penduduk asli Amerika. 

Emma menjelaskan, catatan Inkuisisi menunjukkan bahwa sejumlah wanita dihukum karena melakukan sihir setelah memberikan ramuan yang mereka dapatkan dari penduduk asli. 

“Beberapa di antaranya melibatkan cacing yang dihaluskan, ramuan dan cairan tubuh, yang kemudian dioleskan di dada orang yang Anda harapkan cintanya,” jelas Emma.

Bunga

Bunga datura. (Lutfi Fauziah)

Tak heran jika saat ini banyak orang yang menjerat pujaan hatinya dengan bunga. Sudah sejak lama, bunga diasosiasikan dengan romantisme.

Metode pemikat cinta yang umum dilakukan adalah dengan menanam bunga marigold di jejak yang pernah dilalui oleh sang pujaan hati.

Di India Kuno, tanaman datura merupakan bahan yang dianggap ampuh untuk membuat ramuan cinta. Tanaman ini mengandung afrodisiak kuat, yang dapat meningkatkan gairah seksual seseorang. Di sisi lain, tanaman ini mengandung halusinogen mematikan.

Di Kolombia kuno, tanaman datura memiliki tujuan yang lebih gelap lagi. Emma menjelaskan,  diduga datura “digunakan untuk membius para istri kepala suku yang telah meninggal agar mereka dapat dikubur hidup-hidup bersama suami mereka.”

Pada zaman Yunani klasik, konon satu jenis anggrek yang dikenal sebagai Satyrion, memiliki khasiat magis. Namun karena perburuan yang masif, menyebabkan anggrek ini punah.

Alkemis Jerman, penulis, dan kemudian menjadi santo Albertus Magnus menulis bahwa kasih sayang antara suami dan istri dapat diciptakan dengan bunga tapak dara dan cacing yang dihancurkan. Bunga, tampaknya, memiliki kegunaan yang tak terbatas dalam hal cinta.

Roti Sakramental

“Dalam Gereja Katolik Roma, hosti (roti sakramen) yang telah disucikan dipercaya dapat berubah menjadi tubuh Yesus Kristus selama ritual Ekaristi,” kata Emma. Akibatnya, “beberapa orang percaya bahwa roti ini memiliki sifat magis.”

Pada abad pertengahan di Italia, seseorang yang sedang menanggung rindu meminta nasihat dari seorang wanita bijak untuk mendapatkan kembali kekasihnya yang telah lama hilang. 

Wanita tersebut menyarankan mencuri hosti yang telah disucikan untuk digunakan sebagai ramuan. Orang tersebut pun melakukannya.

Namun, ketika dia pulang dengan curiannya, hosti itu telah berubah menjadi sepotong daging yang berdarah. Benda itu masih disimpan di Katedral Alatri dan dinyatakan sebagai mukjizat.

Doa untuk Santo Lukas

Potret Santo Lukas dalam lukisan Andrea Mantegna. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Agama dan ilmu sihir biasanya tidak berjalan beriringan. Namun, mungkin bagi mereka yang telah mabuk asmara, tak segan untuk menggabungkan keduanya.

Santo Lukas–santo pelindung seniman, dokter, dan bujangan–sering dipanggil untuk membantu orang menemukan belahan jiwa mereka.

“Sebuah cerita dari para istri kuno mengharuskan bahwa pada hari raya santo–18 Oktober– campuran herbal, madu, dan cuka harus dioleskan di kepala sebelum tidur,” jelas Emma.

Doa kepada Santo Lukas kemudian diucapkan dan, hasilnya, orang yang dicintai akan terlihat dalam mimpi: "Santo Lukas, Santo Lukas, berbaik hatilah kepadaku, dalam mimpiku biarlah aku melihat kekasih sejatiku".

Kue yang Berkeringat

Beberapa ramuan cinta yang menjijikan juga digunakan sepanjang sejarah. Terutama ramuan yang melibatkan bahan-bahan dari tubuh manusia.

Menurut Emma, Beberapa resep abad pertengahan mengharuskan kue dibuat dari keringat, darah, dan cairan tubuh lainnya, yang dapat diberikan kepada kekasih yang dituju. Harapannya adalah makanan ini akan langsung membuat sang pujaan hati jatuh cinta.

“Potongan kulit dan rambut dari pasangan yang dituju juga bisa dibuat menjadi minuman untuk meningkatkan gairah asmara,” jelas Emma.