Sejarah Dunia: Taktik Hitler dan Nazi Menguasai Jerman dari Pemilu

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Jumat, 16 Februari 2024 | 18:00 WIB
Adolf Hitler saat hendak berpidato. Bersama partai Nazi, Hitler merangkak menjadi orang nomor satu di Jerman dalam sejarah dunia. Kuasanya semakin kuat berkat pemilu 1933 dan insiden gedung parlemen. (German Federal Archive/Wikimedia Commons)

Nationalgeographic.co.id - Sebagai dalang Perang Dunia II, Adolf Hitler adalah kanselir Jerman yang pada masanya setingkat seperti perdana menteri. Setelah pulih pada 1918 dari cedera yang didapatkan dari Perang Dunia I, Hitler mengambil langkah politik.

Bagaimanapun, Hitler sangat kecewa atas kekalahan Jerman dalam Perang Dunia I, namun tidak punya daya karena hanya tentara biasa. Dia menyalahkan orang komunis Jerman dan Yahudi sebagai "musuh dari dalam" yang membuat Jerman menyerah dalam sejarah dunia.

Meski perang usai, Hitler tetap menjadi tentara sebagai agen intelijen yang memantau partai politik di Munich yang mengancam pemerintahan yang ada.

Saat itu Jerman di bawah kepemimpinan Presiden Friedrich Ebert dan Kanselir Philipp Scheidemann. Keduanya berasal dari Partai Demokrat Sosial Jerman. Jerman baru saja menjadi republik federal konstitusional setelah revolusi dari Kekaisaran Jerman (Reich Kedua).

Salah satu partai yang dipantau dalam penugasannya adalah Partai Pekerja Jerman yang terdiri dari para veteran tentara yang sakit hati. Tugas intelijennya membuatnya harus menangani partai ini. Dia pun bergabung dengan Partai Pekerja Jerman sebagai anggota ketujuh.

Partai nasionalis dengan wajah "kiri" dalam sejarah duniaUntuk menjadi kanselir seperti yang dikenal dalam cerita hidupnya, Hitler menjadikan Partai Pekerja Jerman sebagai basisnya. Pada 1920, dia memegang kendali partai ini dan mengubah namanya menjadi Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei yang disingkat sebagai Nazi.

Secara harfiah, nama partai ini adalah Partai Pekerja Sosialis Nasional Jerman. Sekilas partai pekerja sosialis ini cenderung ke kiri dalam kompas politik, sejatinya Hitler adalah seorang sayap kanan keras.

Kecondongannya sebagai fasis sudah tampak sejak kecil ketika tinggal di Wina, Austria dalam keluarga yang miskin. Hitler membenci Austria sebagai "negara tambal sulam" karena terdiri dari berbagai etnis. Bahkan, seperti yang disebutkan sebelumnya, ia menyalahkan orang Yahudi sebagai sumber kekalahan Jerman.

Pandangan ekonomi partai Nazi dalam sejarah dunia juga sangat kuat dengan bayang-bayang ultranasionalisme Hitler. Ia menilai bahwa pemerintahan demokratis Jerman sangat tidak efektif, sedangkan perekonomian negara sedang hancur-hancurnya akibat biaya yang harus ditanggung Jerman dari Perang Dunia I.

Pemikiran ini mendulang dukungan untuk Nazi dari masyarakat, padahal partai ini sebelumnya sangat kecil di Bavaria. Dukungan ini muncul karena keresahan masyarakat Jerman atas kondisi yang sedang dialami. Nazi juga membentuk organisasi paramiliter Sturmabteilung untuk melindungi Nazi untuk mengintimidasi lawan politik.

Adolf Hitler saat konvoi di depan ribuan warga Jerman. (Thinkstock)

Partai Nazi sempat melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan Friedrich Ebert dan Philipp Scheidemann pada November 1923. Kala itu, Jerman tengah melanjutkan pembayaran isyarat menyerah dari Perang Dunia I ke Inggris dan Prancis.