Dokter seperti Galen malah mengandalkan pembedahan dan pembedahan hewan, khususnya babi dan primata karena struktur anatomi mereka mirip dengan manusia.
Pembedahan ini menjadi tontonan publik yang berfungsi sebagai hiburan dan cara dokter menarik pasien baru.
Mimpi sebagai Alat Diagnostik
Banyak dokter di sejarah Romawi kuno yang mempertimbangkan mimpi ketika membuat diagnosis dan menentukan pengobatan. Mereka percaya mimpi bisa menjadi sinyal dari jiwa tentang ketidakseimbangan humoral dalam tubuh.
Para dokter percaya bahwa mimpi dapat memberikan wawasan tentang pasien yang tersembunyi dari pengamatan langsung.
Misalnya, mimpi yang menampilkan salju atau es dianggap menunjukkan dahak yang berlebihan (humor yang dianggap dingin dan basah), sedangkan mimpi yang menampilkan api menandakan peningkatan kadar empedu (humor yang dianggap panas dan kering).
Galen mendiagnosis seorang pegulat yang bermimpi kesulitan bernapas sambil berdiri di dalam kolam darah sebagai menderita humor yang berlebihan, jadi dia meresepkan pertumpahan darah sebagai pengobatannya.
Kubis Dianggap sebagai Obat Ajaib
Banyak dokter Romawi mengaitkan pola makan dengan kesehatan yang baik dan menyebut kubis sebagai makanan super yang dapat mencegah dan mengobati berbagai macam penyakit.
Sejarawan Romawi Cato the Elder membuktikan kebenarannya dalam risalah sepanjang hampir 2.000 kata tentang khasiat kubis yang menyehatkan di De Agricultura.
Menurut Cato, sayuran berdaun ini dapat menyembuhkan sakit kepala, gangguan penglihatan, dan masalah pencernaan. Penggunaan kubis yang dihaluskan dapat menyembuhkan luka, memar, luka, dan dislokasi tanpa rasa sakit.
“Singkatnya, ini akan menyembuhkan semua organ dalam yang menderita,” tulisnya. Cato bahkan menulis bahwa menghirup asap kubis rebus meningkatkan kesuburan dan mandi dengan air seni seseorang yang makan banyak kubis dapat menyembuhkan banyak penyakit.