Selidik Shinobi Fuma Kotaro, sang Legenda dari Kekaisaran Jepang

By Tri Wahyu Prasetyo, Rabu, 21 Februari 2024 | 11:00 WIB
Di Kekaisaran Jepang, Shinobi atau ninja seringkali bekerja sebagai mata-mata, penyabot, hingga pembakar. Dalam catatan sejarah, terdapat beberapa kelompok shinobi yang pernah hidup, salah satunya adalah kelompok Fuma. (Utagawa Kunisada)

Nationalgeographic.co.id—Fuma Kotaro adalah seorang shinobi terkenal yang hidup pada periode Sengoku Jepang. Dia memimpin kelompok shinobi yang dikenal sebagai kelompok Fuma. Konon, samurai dan shinobi termasyur, Hattori Hanzo, berkahir di tangan kelompok ini.

Seperti halnya shinobi Kekaisaran Jepang lainnya, tak banyak sumber yang memberikan informasi mengenai Fuma. Mereka beroperasi dengan sangat sunyi dan rahasia. 

Di sisi lain, misteri yang menyelimuti dunia shinobi, justru membuat banyak orang semakin terpesona dengannya.

Kelompok Fuma

Fuma merupakan kelompok shinobi yang beroperasi selama periode Sengoku (abad ke-15 hingga ke-17). Menurut sejarawan Shawn Cantrell, kelompok ini memiliki setidaknya dua ratus anggota pada masa jayanya.

Mereka beroperasi di wilayah Kanagawa di Kanto di bawah perintah klan Hojo, sebuah klan yang mengklaim wilayah yang baik di Jepang setelah kematian pemersatu besar, Oda Nobunaga.

“Kelompok Fuma Kotaro lebih seperti organisasi kriminal, dan sebagian besar terdiri dari para penjahat, seperti bandit dan pencuri,” kata Shawn, dalam tulisanya di The Sengoku Archives.

Kelompok Fuma memiliki reputasi sebagai ahli dalam spionase, penyamaran, dan taktik-taktik sabotase.Namun yang membuatnya menonjol adalah taktik mereka dalam perang gerilya.

Mereka juga dikenal memiliki gaya bertempur yang berbeda dengan shinobi pada umumnya. Sambil berpura-pura melarikan diri, mereka akan menyerang musuh dengan cara tak terduga– terkadang memikat musuh ke dalam jebakan.

Tak hanya piawai dalam mengayunkan pedang, pasukan Fuma juga terlatih dalam menunggang kuda. Mereka terkadang menyerang para korbanya melalui sisi yang tak terduga dengan menunggang kuda–melakukannya dengan sangat cepat.

Fuma Kotaro

Penggambaran Fuma Kotaro dalam budaya populer. (Via The Sengoku Archives)

“Tidak jelas siapa nama aslinya,” kata Shawn. “Nama Fuma Kotaro hanyalah sebuah gelar yang diberikan kepada pemimpin aktif kelompok tersebut.”

Fuma Kotaro paling terkenal adalah yang kelima. Meskipun catatan sejarah dapat mengkonfirmasi keberadaannya, masih terdapat keraguan besar tentang kehidupannya.

Bagaimana penampilan Fuma Kotaro masih menjadi misteri. Tidak ada lukisan Fuma Kotaro yang diketahui, tetapi ada catatan sejarah yang menggambarkan penampilannya. 

Dia dikatakan memiliki tinggi hampir dua meter, memiliki mata terbalik, tungkai dan badan yang tebal, kumis hitam, mulut lebar dengan empat taring yang terlihat, serta suara yang sangat keras. Tentu, banyak sejarawan yang meragukan informasi ini.

Klaim lain menyatakan bahwa Fuma Kotaro memiliki nama asli Kazama. Dia lahir dari seorang ibu manusia dan ayah iblis atau oni. Genetika yang ia terima dari makhluk inilah yang memberinya keganasan dan ukurannya yang besar.

Salah satu catatan sejarah paling terkenal menyebut keterlibatan Fuma Kotaro dan kelompoknya dalam Pertempuran Ukishimagara.

Pertempuran Ukishimagahara terjadi pada tahun 1581 selama periode Sengoku di Jepang. Dalam pertempuran ini, kelompok Fuma diperintahkan untuk menghadapi pasukan Takeda Katsuyori yang akan menyerang.

Selama penyerangan mereka menggunakan kombinasi perang psikologis dan gerilya. Dengan senyap, ninja-ninja Fuma menyelam menuju garis pantai di mana Katsuyori mendirikan kamp.

Hebatnya, pasukan Fuma dikatakan tidak melakukan banyak pertempuran di sini. Mereka menggunakan api dan asap untuk membingungkan anak buah Katsuyori, menambah kepanikan dan membuat musuh menjadi kalut.

Shawn menggambarkan, ninja Fuma melancarkan serangan diam-diam ke kamp Takeda dengan “menculik orang, menakut-nakuti kuda, membakar tenda, mengenakan baju besi Takeda, dan menirukan seruan perang mereka yang menyebabkan orang-orang Takeda menyerang sesama mereka sendiri.”

Orang-orang Takeda mulai saling membacok antara satu sama lain dalam keributan itu. Mereka membunuh rekan-rekannya sendiri karena kalut dan tidak dapat melihat musuh mereka.

Setelah berhasil membuat kekacauan, ninja-ninja Fuma dikatakan menghilang kembali ke dalam air, meninggalkan pasukan Takeda yang hancur. 

Tidak banyak yang diketahui tentang Fuma Kotaro setelah Pertempuran Ukishimagahara. Diketahui bahwa ia mengalami kesulitan menemukan penyokong dana setelah keruntuhan klan Hojo pada tahun 1590.

Di sisi lain, terdapat klaim yang menyatakan bahwa Fuma Kotaro terlibat dalam pembunuhan shinobi kesohor, Hattori Hanzo. Bahkan, dia juga memenggal kepalanya sebagai bukti.

Terlepas dari benar atau tidaknya klaim tersebut, Fuma menjalani sisa hidupnya sebagai seorang buronan.

“Dia akhirnya dikhianati oleh mantan ninja Takeda, Kosaka Jinnai, dibawa pergi oleh pasukan Tokugawa, dan kemudian dieksekusi pada tahun 1603,” jelas Shawn.

Potret Hattori Masanari alias Hattori Hanzo dari abad ke-17. (Public Domain/Wikimedia Commons)

Fuma dalam Budaya Populer

Nama Fuma Kotaro dan kelompoknya terus menggema hingga saat ini. Ia telah menginspirasi para seniman maupun pengembang gim video.

Perusahaan video game, Koei, menciptakan Fuma Kotaro versi mereka untuk seri video game Sengoku Musou (Samurai Warriors) dengan menggunakan deskripsi berdasarakan mitos yang beredar.

Yang paling terbaru adalah serial Netflix “House of Ninja” besutan Dave Boyle. Serial ini menceritakan kisah keluarga shinobi dari klan Hattori di zaman modern yang harus berjuang melawan kelompok Fuma.