Perompak Cili biasanya mengincar kapal-kapal pengangkut biji-bijian, yang bergerak lambat dan tidak lincah. Awak kapal akan ditangkap, dan dijual kepada kaum elit Romawi sebagai budak.
Di sisi lain, para tawanan yang lebih kaya akan ditahan sebagai sandera. Mereka akan dibebaskan setelah uang tebusan mereka dibayarkan.
Salah satu tawanan yang paling terkenal adalah Julius Caesar. Pada tahun 79 SM, pemimpin Romawi ini ditangkap oleh para perompak, dan baru dibebaskan setelah uang tebusan sebesar 25 talenta (500 kg) perak dibayarkan.
Dia ditangkap lagi empat tahun kemudian. Kali ini, Caesar bersumpah untuk menghukum para penculiknya.
Vedran menjelaskan, alih-alih mengutuk para perompak, Caesar justru berbaur dengan para penculiknya. “Caesar berpidato dengan lantang, dan sambil tertawa mengancam akan membunuh mereka semua.”
Para perompak bereaksi terhadap ancaman itu dengan gelak tawa. Namun ternyata, mereka terlalu meremehkan sanderanya.
“Setelah Caesar menerima uang tebusan yang besar, dia kembali dengan beberapa kapal perang. Caesar memburu para perompak, memenjarakan dan menyalibkan mereka semua,” kata Vedran.
Kekuasaan bajak laut Cilicia berakhir pada tahun-tahun awal 60-an SM. Bangsa Romawi, yang sebelumnya tidak terlalu ambil pusing dengan mereka, kini menganggap mereka sebagai ancaman, dan bertekad untuk memusnahkan mereka.
Tugas ini diberikan kepada pemimpin militer dan politik Pompey, yang berhasil mengalahkan para bajak laut, dan setelah itu ia mampu memperluas kekuasaan Romawi di Asia, dan pada saat yang sama, menjadi orang yang paling berkuasa di Roma selama hampir 20 tahun.