Kilas Balik Yamato, 'Monster Laut' Perang Dunia II Kekaisaran Jepang

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 23 Februari 2024 | 12:31 WIB
Yamato merupakan kapal terbesar dalam Perang Dunia II yang dilengkapi sembilan meriam berkaliber 460 milimeter. (U.S. Navy photo/Public Domain)

Diluncurkan tanpa gembar-gembor pada 8 Agustus 1940, Yamato selesai dibangun dan mulai beroperasi pada 16 Desember 1941, tak lama setelah serangan ke Pearl Harbor dan awal Perang Dunia II di Pasifik. 

Kapal ini dikomandani oleh Kapten Gihachi Takayanagi, dan bergabung dengan Divisi Kapal Perang ke-1.

Sejarah Operasional

Pada 12 Februari 1942, dua bulan setelah pengoperasiannya, Yamato menjadi kapal utama Armada Gabungan Kekaisaran Jepang yang dipimpin oleh Laksamana Isoroku Yamamoto.

Pada bulan Mei, Yamato berlayar sebagai bagian dari Badan Utama Yamamoto untuk mendukung serangan di Midway. Setelah kekalahan Jepang di Pertempuran Midway, kapal perang ini pindah ke tempat berlabuh di Atol Truk dan tiba pada bulan Agustus 1942.

Yamato dan Musashi di Truk, 1943. (Public Domain/Wikimedia Commons)

“Kapal ini tetap berada di Truk selama hampir sepanjang tahun berikutnya sebagian besar karena kecepatannya yang lambat, konsumsi bahan bakar yang tinggi, dan kurangnya amunisi untuk pengeboman pantai,” terang Hickman.

Pada bulan 1943, Yamato berlayar ke Kure dengan beberapa senjata sekunder yang diubah dan penambahan radar baru Tipe-22. Namun, ketika kembali ke Truk pada bulan desember, kapal ini dihantam torpedo dari USS Skate dalam perjalanan.

Setelah perbaikan selesai pada bulan April 1944, Yamato bergabung dengan armada selama Pertempuran Laut Filipina pada bulan Juni. 

Selama kekalahan Jepang, kapal perang ini bertugas sebagai pengawal Armada Bergerak Laksamana Muda Jisaburo Ozawa. 

Menurut Hickman, pada bulan Oktober, Yamato menembakkan senjata utama untuk pertama kalinya dalam pertempuran selama kemenangan Amerika di Teluk Leyte.

“Meskipun terkena dua bom di Laut Sibuyan, kapal perang ini membantu menenggelamkan sebuah kapal pengawal dan beberapa kapal perusak di lepas pantai Samar,” jelas Hickman.