Kisah Spionase Penari Perut Mesir dalam Sejarah Perang Dunia II

By Tri Wahyu Prasetyo, Senin, 11 Maret 2024 | 16:00 WIB
Sebagian penari perut memiliki peran yang tak terduga selama Perang Dunia II di Mesir: Mata-mata. (Via History Net)

Nationalgeographic.co.id—Bagi beberapa orang, tarian perut dianggap sebagai seni yang mempesona dan menawan. Sementara yang lain, menganggapnya kontroversial atau bahkan dianggap tidak pantas. Namun bagi pihak Inggris, tarian perut adalah aktivitas para spionase.

Pada tahun 1942, pihak berwenang Inggris di Kairo menangkap seorang penari Mesir kesohor. Namanya adalah Hekmet Fahmi, yang dituduh telah menjadi mata-mata.

Diduga, Fahmi merupakan kelompok nasionalis yang memiliki hubungan dengan orang-orang penting dibalik gerakan pembebasan Mesir.

Tuduhan spionase tersebut cukup kuat bagi pihak berwenang Inggris untuk memenjarakan penari paling terkenal di Mesir ini. Dia dikurung selama lebih dari dua tahun dan karirnya tidak akan pernah pulih. 

Kisah Fahmi dan rekan-rekan penari perut lainya adalah bagian yang menarik dari sejarah Perang Dunia II di Mesir.

Seni Tari Perut Mesir

Tari perut Mesir, yang dikenal sebagai “raqs sharqi”, memiliki sejarah yang terbentang sejak ribuan tahun yang lalu. Berbagai relief dari kuil Mesir Kuno memiliki penggambaran yang mirip dengan tari perut Mesir Modern.

Sebagian masyarakat Mesir menganggap tari perut sebagai tarian erotis, namun dalam sejarahnya, tarian ini bermakna sakral. Tarian ini juga dilakukan untuk mempermudah wanita ketika melahirkan.

Menurut Tamara Warta, seorang penulis yang fokus di bidang seni tari dan kecantikan, kepopuleran tari perut sebagai hiburan bermula dari sekelompok penari keliling yang dikenal sebagai ghawazee

“Para wanita ini dianggap sebagai gipsi di Mesir pada abad ke-18, dan diusir dari Kairo pada tahun 1830-an, tetapi kemudian tampil di Mesir Hulu dan kemudian di Timur Tengah dan Eropa,” jelas Tamara.

Tarian perut, selama periode ini, sering dikenal sebagai tarian "Oriental". Para wanita dibuat terkenal di Eropa oleh para penulis dan pelukis yang tertarik dengan sifat eksotis seni ini.

Dari kelompok ghawazee, genre tari perut terus mengalami perkembangan. Bahkan seiring berjalanya waktu, tarian perut berkolaborasi dengan tradisi wilayah lain, yang membuatnya jauh dari pakem.