Oei Hui Lan, Putri Indonesia yang Berpengaruh dalam Sejarah Tiongkok

By Laurensia Felise, Jumat, 23 Februari 2024 | 17:00 WIB
Oei Hui Lan dikenal sebagai putri dari Oei Tiong Ham, pengusaha sekaligus miliarder asal Semarang, Hindia Belanda. Tak hanya dikenal sebagai ikon mode, dia juga dikenal sebagai sosialita dan istri diplomat yang royal. (Compton Collier)

Kontribusi terhadap bidang diplomatik ini meliputi bantuan renovasi perumahan pejabat Tiongkok saat berada di Inggris, kemampuan untuk menjamu tamu dari luar negeri, serta berpakaian sesuai tren terbaru.

Tak hanya saat berada di Inggris, bantuan ini juga dilakukannya saat suaminya pindah ke Tiongkok untuk menjadi menteri. Sama seperti di negara sebelumnya, dia juga melakukan hal serupa seperti renovasi dan revitalisasi hunian negara.

Contoh dari bantuan ini adalah saat Wellington Koo dan Oei Hui Lan menjamu Pangeran dan Putri Swedia pada Oktober 1926. Dalam kunjungan tersebut, mereka menyiapkan jamuan khusus di Ruang Makan Biru dengan 48 tamu.

Kendati hal yang dilakukannya cukup besar, Oei Hui Lan sempat diingatkan oleh Wellington Koo bahwa hal-hal yang dilakukannya kelak akan menjadi milik negara. Tentu hal ini datang dengan risiko bahwa negara belum tentu membayar seluruh hal tersebut.

Selesai menjadi menteri, Wellington Koo kemudian terpilih sebagai Duta Besar Tiongkok untuk Prancis pada 1932. Perubahan jabatan ini membuat Oei Hui Lan ikut pindah ke Paris hingga 1940.

Tak lama setelahnya, Oei Hui Lan pindah ke London pada 1946 karena jabatan suaminya sebagai Duta Besar Tiongkok di Inggris. Baik di Prancis maupun Inggris, dia dikenal sebagai sosialita yang sering mengadakan jamuan dan acara mewah.

Hal ini tentu tak bisa lepas dari kekayaan ayahnya yang diwariskan kepadanya, terutama dalam menjamu tamu-tamu diplomat di dua negara tersebut. Meski sering menjamu tamu dan datang ke acara-acara mewah, Oei Hui Lan tak lupa akan pembiayaan pendidikan kedua anaknya, Yu-chang Wellington Koo Jr. dan Fu-chang Freeman Koo, di Amerika Serikat.

Pernikahan Oei Hui Lan dan Wellington Koo berakhir dengan perceraian pada 1958, lalu sempat mengalami kisah tragis dengan gurita bisnis keluarganya yang dihancurkan oleh Soekarno pada masa kemerdekaan.

Oei Hui Lan sempat menghabiskan masa-masa terakhirnya di New York City, Amerika Serikat setelah perceraian tersebut. Dia meninggal pada 1992 dengan meninggalkan mantan suami beserta kedua anaknya.