Kisah Dewa Thoth dan Ra, Berawal dari Kutukan di Mitologi Mesir Kuno

By Hanny Nur Fadhilah, Senin, 26 Februari 2024 | 09:00 WIB
Thoth (dewa bulan) dan Ra (dewa matahari) adalah dua dewa yang saling terlibat satu sama lain di mitologi Mesir kuno. (The Collector)

Nationalgeographic.co.id —Dua dewa terpenting dalam jajaran dewa di mitologi Mesir kuno adalah Ra dan Thoth. Kisah keduanya saling terikat satu sama lain.

Kisah tersebut berawal dari Ra yang mengutuk Thoth karena membantu Nut mempunyai anak. Awalnya cinta Ra pada Nut tidak terbalas, karena dia jatuh cinta pada Geb sang dewa bumi.

Ra mengutuknya sehingga dia tidak bisa melahirkan pada hari apa pun sepanjang tahun.

Nut pergi ke Thoth untuk meminta bantuan, yang menciptakan lima hari ekstra dalam setahun, memungkinkan Nut untuk melahirkan.

Ra, Nut, dan Geb di Mitologi Mesir Kuno

Nut adalah putri Shu dan Tefnut, yang menjadikannya cucu dari Ra. Suaminya Geb juga saudara laki-lakinya. Dia digambarkan dalam bentuk manusia murni, dan kadang-kadang sebagai sapi.

Geb adalah dewa bumi dan bapak ular. Meski menikah dengan Ra, Nut tetap jatuh cinta pada Geb.

Agar Thoth dapat menambahkan lima hari dalam satu tahun, ia harus memenangkan permainan Senet (sejenis dadu) dewa bulan Khonsu, yang memiliki cahaya luar biasa (hampir sama dengan Ra).

Jika Thoth menang, dia akan menambahkan lima hari, tetapi jika kalah, dia akan dibunuh. Setiap kali Thoth menang, dia menerima lebih banyak cahaya bulan dari Khonsu, dan dia menggunakan cahaya bulan itu untuk menciptakan lima hari tambahan. 

Mengapa Thoth Membantu Nut?

Tidak jelas apa motif Thoth membantu Nut. Beberapa berspekulasi bahwa dia juga jatuh cinta dengan Nut.

Setelah diberi lima hari tambahan, Nut kemudian memiliki lima anak lagi dengan Geb. Ini adalah Osiris, Horus, Set, Isis, dan Nephthys.

Tentu saja ini merupakan langkah yang berisiko bagi Thoth, karena akan merusak hubungan pentingnya dengan Ra. Hubungan antara Ra dan Thoth panjang dan rumit, melibatkan banyak mitos.

Ada banyak versi tentang bagaimana Thoth dan Ra muncul, beberapa mengklaim bahwa mereka berbicara tentang keberadaan mereka.

Dalam beberapa versi, khususnya di Hermopolis dimana dukungan Thoth paling kuat, diyakini bahwa Thoth mengambil wujud burung ibis (salah satu hewan sucinya), dan bertelur yang tumbuh menjadi Ra.

Ra sebagai Dewa Matahari Mitologi Mesir Kuno

Orang Mesir kuno menganggap Ra sebagai dewa matahari dan penciptaan. Dia adalah dewa terpenting di Mesir. 

Ra digambarkan memiliki kepala elang, tubuh manusia dengan piringan matahari di atas kepalanya dan juga sebagai kumbang scarab.

Orang Mesir percaya bahwa Ra menciptakan matahari dan bulan sebagai dua mata untuk mengawasi dunia.

Ra dikenal di Mesir Hulu sebagai Re, dan di Mesir Hilir sebagai Amun. Ketika kedua wilayah itu bersatu, mereka berganti nama menjadi Amun-Re.

Selama ribuan tahun nama itu berubah menjadi Ra. Itu sebabnya Ra terkadang juga dieja Re.

Thoth adalah "Suara Ra"

Thoth dianggap sebagai juru tulis Ra, dan bahkan disebut “Suara Ra”. Dia memelihara perpustakaan para dewa bersama istrinya Seshat.

Thoth sebagai juru tulis dan bertindak sebagai mediator antara Ra dan manusia. Dia menasihati Ra tentang hal-hal penting, dan merupakan perwakilan Ra, khususnya di dunia bawah. 

Saat berperan sebagai pengisi suara Ra, Thoth membawa “Mata Ra”, simbol kekuatan matahari. Simbol tersebut merupakan perpanjangan dari kekuatan Ra, dan kadang-kadang bahkan bisa menjadi dewi tersendiri, berwujud beberapa dewa, seperti Hathor, Sekhmet, atau Bastet.

Simbol tersebut memiliki aspek kekerasan yang membela Ra dari orang-orang yang mengancam kekuasaannya.

Akhirnya mereka berhasil mengambilnya kembali, mengembalikan air ke Mesir dan mengakhiri kekeringan, yang membuat masyarakat bersukacita.

Dalam salah satu mitos, mata Ra berbentuk Tefnut, dewi kelembapan. Setelah berselisih dengan ayahnya Ra, dia meninggalkan Mesir, membawa semua air dan kelembapan bersamanya.

Lama kelamaan lahan akan mengering dan menjadi tidak subur. Saat rakyat menderita, Ra mengirim Thoth dan Shu untuk mengambilnya kembali.

Setiap hari Ra akan melewati langit. Pagi harinya Nut melahirkan matahari, dan tiap sore menelannya lagi. Thoth dan Ma'at akan menemaninya setiap hari.

Thoth sebagai Dewa Bulan

Thoth berhubungan erat dengan bulan dan dianggap sebagai dewa bulan. Ia diyakini mengatur siklus bulan dan dikaitkan dengan fase-fasenya.

Hubungan Thoth dengan bulan sangat penting dalam mitologi Mesir. Ia diyakini memiliki hubungan dekat dengan siklus bulan dan bertanggung jawab untuk mengatur fase-fasenya.

Thoth dikaitkan dengan terbit dan terbenamnya bulan, yang memiliki makna simbolis dalam sistem kepercayaan Mesir.

Siklus bulan sering dikaitkan dengan kesuburan, pertumbuhan, dan berlalunya waktu. Koneksi Thoth ke bulan semakin memperkuat perannya sebagai dewa yang mengatur waktu, sihir, dan siklus kehidupan.

Ra Memberi Thoth Dunia Bawah untuk Diperintah

Bertindak sebagai wakil dewa matahari, Thoth ditugaskan perannya di dunia bawah. Thoth mencatat putusan almarhum di aula Ma'at.

Ia dikenal sebagai “Dia yang menyeimbangkan”, dan “Dewa keseimbangan”. Bertindak atas nama Ra, Thoth mencatat pelanggaran orang-orang yang berakhir di dunia bawah, dan menetapkan hukuman.

Simbolisme Matahari dan Bulan dalam Mitologi Mesir

Ra sebagai dewa matahari dan Thoth sebagai dewa bulan membuat keduanya bertolak belakang.

Bagi orang Mesir, Ra melambangkan kehidupan, kehangatan, dan pertumbuhan. Matahari sangat penting bagi kehidupan, dan memberi energi pada dunia.

Sebaliknya, bulan adalah simbol feminin, dan melambangkan ritme waktu dan keabadian. Sangat mudah untuk memahami mengapa kehidupan Ra dan Thoth begitu terjalin dan terlibat satu sama lain.