Sejarah Dunia: Ketika Mengawetkan Jantung Jadi Cara Menunjukkan Cinta

By Sysilia Tanhati, Senin, 26 Februari 2024 | 15:00 WIB
Dalam sejarah dunia, mengawetkan dan menyimpan jantung merupakan salah satu lambang cinta. (William Hogarth)

Nationalgeographic.co.id–Setiap Hari Valentine, kita dibanjiri dengan segala sesuatu yang berkaitan dengan hati. Para pasangan membeli kartu dengan gambar hati dan balon berbentuk hati.

Para perempuan mengenakan pakaian bernuansa hati dan menghiasi dirinya dengan perhiasan berbentuk hati. Bahkan permen dan cokelat yang dijual di pasaran jelang Valentine pun berbentuk hati. Hati menjadi ungkapan cinta dalam sejarah dunia. Bagaimana asal-usulnya?

Di masa lalu, jantung manusia disayangi, diawetkan, atau ditempatkan dalam guci khusus dan diabadikan.

Bagaimana jantung orang terkenal dalam sejarah dunia ditangani?

Penelitian Jolene Zigarovich terhadap praktik pelestarian jantung di abad ke-18 membawanya ke sebuah buku favorit. Buku Heart Burial karya sejarawan Charles Bradford merinci sejarah jantung orang-orang terkenal dan terkenal.

Sangat menarik dan menghibur, buku ini menceritakan perjalanan hati banyak tokoh militer, agama, dan politik— terutama negara-negara Barat.

Salah satu tokoh tersebut, diplomat Sir William Temple (1628-1699), dimakamkan di samping istrinya di Westminster Abbey.

Namun dalam surat wasiatnya, dia mengarahkan jantungnya untuk dikuburkan dalam kotak perak di bawah jam matahari di Taman Moor Park.

Ia berharap agar jantungnya dikuburkan di seberang tempat duduk dekat jendela favoritnya yang menghadap ke taman yang dicintai.

William King (1684-1763), kepala sekolah St Mary's Hall, Oxford, meminta jantungnya ditempatkan dalam guci perak. Ia menginginkan jantungnya disimpan di Kapel St Mary's Hall.

Di sana, buku tersebut mengungkapkan: “Suara ketukan yang aneh terdengar sebelum tengah malam … konon disebabkan oleh detak jantungnya.”

Pada tahun 2015, lima jantung abad ke-17 yang dibalsam ditemukan. Jantung itu disimpan dalam guci berbentuk hati dan berukir, ditemukan terkubur di bawah Biara Jacobin di Rennes, Prancis.