Cerita dari Bali: Berziarah ke Desa Taro, 'Tempat Segala Keinginan Terkabul'

By Utomo Priyambodo, Senin, 4 Maret 2024 | 11:00 WIB
Para peserta Famtrip Desa Taro berfoto bersama di objek wisata Semara Ratih, salah satu destinasi wisata di Desa Taro yang berupa kawasan konservasi hutan bambu, dengan kafe menggantung di tepi jurang dan tempat melukat di sungai. (I Made Suparsa/Famtrip Desa Taro 2024)

Dan saat menjalani karantina dalam program MTV itulah dia ditawari casting sebuah film. Lalu akhirnya dia terpilih untuk beradu akting dengan Vino G. Bastian, Marcel Chandrawinata, Joanna Alexandra, dan Christian Sugiono dalam film Catatan Akhir Sekolah karya Hanung Bramantyo.

Perbincangan kami berakhir pukul 1 dini hari saat tiba-tiba terdengar suara berisik dari sepasang warga asing alias bule dari satu kamar homestay yang paling dekat dengan area makan ini. "Wah, ngewe tuh!" seru Ramon. Kami pun bubar, masuk kamar masing-masing.

Para peserta Famtrip Desa Taro berfoto di depan gerbang Pura Agung Gunung Raung, pura tertua di Bali. (I Made Suparsa/Famtrip Desa Taro 2024)

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Taro, I Wayan Gede Ardika, mengatakan kepada saya bahwa warga Bali, termasuk warga Desa Taro, tidak pernah terganggu dengan kehadiran turis asing yang berpakaian agak terbuka. Bahkan saat mereka sedang beribadah sekalipun.

Warga Bali biasa beribadah atau sembahyang di mana saja dan para turis biasa lewat di depan atau di samping orang-orang Bali yang sedang beribadah itu. "Kami tidak pernah terganggu kalaupun ada pengunjung yang anaknya nangis, ada yang ribut-ribut, atau ada yang berpakaian seksi. Kekhusyukan ibadah tergantung pada diri masing-masing," tutur Ardika.

Kekhusyukan tidur saya jelas tergantung pada kebersihan tubuh saya. Saya sudah terbiasa untuk selalu mandi sebelum tidur malam. Jadi pada dini hari itu pun saya memutuskan untuk mandi dahulu sebelum tidur. Setelah meratakan busa sabun di badan dan sampo di kepala, tiba-tiba shower di kamar mandi berhenti beroperasi. Saya teriak bertanya apakah Aga, teman sekamar saya, memencet saklar tertentu sehingga air kamar mandi berhenti mengalir.

Aga tersentak, terbangun dari tidurnya. Dia terkejut mendengar teriakan saya dari kamar mandi dalam kamar kami padahal yaum sudah dini hari. Dia lantas bersumpah tidak menekan tombol atau saklar apa pun bahkan dalam mimpinya sekalipun.

Mata saya masih perih karena sampo yang belum sempat dibilas. Saya pakai kembali celana kotor saya dan beranjak ke kamar mandi luar kamar. Sama, air di dua kamar mandi luar pun habis, tidak keluar. Akhirnya saya mendapat ide memakai air minum dari beberapa botol kemasan untuk membilas tubuh yang penuh sampo dan sabun.

Besok paginya, Kamis, Ramon mengalami kejadian serupa. Dia mengirim pesan WhatsApp kepada saya dari kamarnya, "Tom. Air mati ya?"

"Iya, Bang. Dari semalem."

"Jir, badan gw separo sabun."

"Wkwkwk semalem mata gw masih pedih sampoan, Bang, tiba2 air mati."