Lucretia dan Kejadian Nahas yang Mengubah Sejarah Romawi Kuno

By Sysilia Tanhati, Kamis, 29 Februari 2024 | 15:00 WIB
Lucretia merupakan salah satu pahlawan wanita legendaris dalam sejarah Romawi kuno. Kejadian nahas yang menimpanya kemudian memicu revolusi di Romawi. (Sandro Botticelli)

Nationalgeographic.co.idLucretia merupakan salah satu pahlawan wanita legendaris dalam sejarah Romawi kuno. “Menurut tradisi, dia adalah istri bangsawan Lucius Tarquinius Collatinus yang cantik dan berbudi luhur,” tulis Virginia Gorlinski di laman Britannica.

Tragedinya dimulai ketika dia dirudapaksa oleh Sextus Tarquinius, putra Lucius Tarquinius Superbus, raja Roma yang kejam dari Etruria.

Rudapaksa terhadap wanita bangsawan Romawi Lucretia oleh Tarquinius, raja Roma, tersebut pun memengaruhi sejarah Romawi.

Diikuti oleh bunuh diri, kejadian memilukan ini dianggap menginspirasi pemberontakan melawan keluarga Tarquin oleh Lucius Junius Brutus yang mengarah pada berdirinya Republik Romawi.

Bangsa Galia menghancurkan catatan Romawi pada tahun 390 SM, sehingga semua catatan pada masa itu dimusnahkan. Cerita-cerita dari masa sebelum itu cenderung lebih merupakan legenda alih-alih sejarah Romawi.

Legenda Lucretia dilaporkan oleh Livy dalam sejarah Romawinya. Dalam ceritanya, dia adalah putri dari Spurius Lucretius Tricipitinus, saudara perempuan Publius Lucretius Tricipitinus. Ia adalah keponakan Lucius Junius Brutus dan istri Lucius Tarquinius Collatinus (Conlatinus) yang merupakan putra Egerius.

Kisahnya juga diceritakan dalam Fasti karya Ovid.

Teladan bagi kaum wanita di Romawi

Menurut Livy, Lucretia adalah teladan dalam hal kecantikan dan kemurnian. Ia juga menjadi standar bagi wanita Romawi di masa itu. Saat suaminya pergi berperang, Lucretia tinggal di rumah dan berdoa agar suaminya kembali dengan selamat.

Seperti Livy, penggambaran Lucretia oleh Dionysius membedakannya dari wanita Romawi lainnya dalam cerita tentang pria yang pulang dari pertempuran.

Kisah pilu Lucretia yang memicu pemberontakan dan mengubah sejarah Romawi

Cerita dimulai dengan pertaruhan minum antara beberapa pemuda di rumah Sextus Tarquinius, putra raja Roma. Mereka memutuskan untuk mengejutkan istri mereka untuk melihat bagaimana mereka berperilaku ketika para suami tidak ada di rumah. Istri Collatinus, Lucretia, berperilaku baik, sedangkan istri putra raja tidak.

Beberapa hari kemudian, Sextus Tarquinius pergi ke rumah Collatinus dan disambut dengan keramahtamahan. Ketika semua orang tertidur di rumah, dia pergi ke kamar Lucretia. Ia mengancamnya dengan pedang, menuntut dan memohon agar dia tunduk pada rayuannya.

Ketika Lucretia menunjukkan bahwa dirinya tidak takut mati, Tarquinius mengancam bahwa dia akan membunuhnya. “Tubuh telanjangnya akan ditempatkan di sebelah tubuh telanjang seorang pelayan,” tambah Gorlinski. Hal ini akan mempermalukan keluarganya karena perzinahan.

Lucretia menyerah. Kemudian di pagi hari, ia memanggil ayah, suami, dan pamannya. Wanita bangsawan yang nahas itu memberi tahu mereka bagaimana dia kehilangan kehormatannya.

Lucretia menuntut agar mereka membalas Tarquinius atas rudapaksa yang dilakukannya.

Para pria mencoba meyakinkannya bahwa dia tidak memiliki aib. Alih-alih sepakat, Lucretia memilih untuk bunuh diri sebagai hukuman karena kehilangan kehormatannya.

Lucretia memilih untuk bunuh diri sebagai hukuman karena kehilangan kehormatannya. (Rembrandt/ National Gallery of Art)

Brutus, pamannya, menyatakan bahwa mereka akan mengusir raja dan seluruh keluarganya dari Roma. Ia bersumpah bahwa tidak akan pernah ada lagi raja di Roma.

Jenazah Lucretia menjadi pengingat bagi banyak orang di Roma akan tindakan kekerasan yang dilakukan keluarga raja.

Rudapaksa yang dialami Lucretia pun menjadi pemicu revolusi Romawi. Paman dan suaminya adalah pemimpin revolusi dan republik yang baru berdiri. Saudara laki-laki dan suami Lucretia adalah konsul Romawi pertama.

Legenda Lucretia mewakili kebajikan feminin yang pantas. Para penulis dan seniman pun memanfaatkan kisahnya untuk karya-karya mereka.

Apakah kisah Lucretia benar-benar nyata?

Kematiannya dan balas dendam yang diilhaminya menandai titik balik dalam sejarah Romawi pada tahun 509 SM.

Saat itu Lucius Junius Brutus memimpin pengusiran Tarquinius yang kejam dari Roma. Pengusiran itu mengakhiri kekuasaan monarki dan menjadi awal terbentuknya Republik Romawi;

Ayah Brutus dan Lucretia, Collatinus, terpilih sebagai pasangan konsul pertama. Oleh karena itu, para pembalas rudapaksa Lucretia adalah pembela kebebasan yang membebaskan Roma dari tirani.

Tidak ada sumber kontemporer tentang pemerkosaan Lucretia dan Tarquinius terhadap dirinya. Informasi mengenai kisah pilu Lucretia berasal dari catatan sejarawan Romawi Livy dan sejarawan Yunani-Romawi Dionysius sekitar 500 tahun kemudian.

Sumber-sumber sekunder tentang berdirinya republik mengulangi peristiwa-peristiwa dasar dalam kisah Lucretia, meskipun catatannya sedikit berbeda antar sejarawan.

Bukti tersebut menunjukkan adanya sejarah keberadaan seorang wanita bernama Lucretia dan peristiwa yang berperan penting dalam jatuhnya monarki. Namun, detail spesifiknya masih bisa diperdebatkan dan bervariasi tergantung penulisnya.

Menurut sumber modern, narasi Lucretia dianggap sebagai bagian dari mitos sejarah Romawi. Kisah Lucretia memberikan penjelasan atas perubahan sejarah di Romawi melalui penceritaan pelecehan seksual terhadap perempuan yang dilakukan oleh laki-laki.

Meskipun sumber kontemporer yang menyatakan Lucretia sebagai tokoh sejarah tidak ada, para sejarawan kemudian sepakat bahwa sebenarnya ada wanita seperti itu. Kisahnya menjadi inti dari salah satu legenda fondasi Romawi yang lebih kuat dan bertahan lama.