Kehidupan para Filsuf Yunani Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 7 Maret 2024 | 11:00 WIB
Kehidupan para filsuf Yunani kuno memberikan pengaruh bagi sejarah dunia. (Public domain)

Nationalgeographic.co.id—Yunani Kuno adalah rumah bagi filsuf. Dimulai dari Pythagoras pada tahun 500-an SM yang fokus pada matematika, kemudian Socrates, disusul Plato dan masih banyak lagi yang berpengaruh terhadap sejarah dunia.

Terdapat banyak tumpang tindih dalam doktrin-doktrin dari berbagai aliran, namun masing-masing aliran memiliki keunikan tersendiri.

Pythagoras

Pythagoras dari Samos yang hidup dari tahun 580 SM–500 SM mendirikan aliran Pythagoras. Menurutnya, matematika adalah ilmu yang paling sakral dan eksakta dari semua ilmu pengetahuan.

Sekelompok filsuf terkemuka tergabung dalam aliran ini. Mereka mempelajari aritmatika, musik, astronomi, dan geometri.

Sekolah ini merupakan salah satu sekolah pertama yang mengembangkan komunitas dimana para anggotanya akan saling membantu dalam memperoleh ilmu pengetahuan.

Pythagoras adalah anak seorang saudagar kaya dan mendapat pendidikan yang baik. Meskipun ia adalah seorang tokoh filsafat yang sangat berpengaruh, tak satu pun dari tulisannya, bahkan jika ia memang menulisnya, masih bertahan.

Apa yang diketahui tentang dia dan filosofinya telah ditulis oleh orang lain. Ia dikenang sebagai pembicara publik yang kuat dan karismatik, seorang pasifis, dan vegetarian yang mempraktikkan selibat untuk mempertahankan kekuatan spiritual dan kejernihan pikiran.

Dia sangat tertutup, dan pernah belajar di Mesir. Doktrinnya menggambarkan siklus jiwa selama 3000 tahun, yang mana ia menjelma menjadi manusia, lalu masuk ke tubuh hewan darat kering, kemudian hewan laut, lalu hewan terbang, dan kembali menjadi manusia.

Menurutnya, semua terjadi secara siklus dan tidak ada yang baru. Dia menganjurkan perilaku yang berbudi luhur, manusiawi, dan khususnya kebenaran matematika.

Semuanya adalah angka dan matematika adalah jalan menuju pencerahan. Dia mungkin paling dikenal karena Teorema Pythagoras, sebuah konsep dalam matematika yang menunjukkan bahwa jika sebuah segitiga mempunyai sudut siku-siku, dan sisi-sisi segitiga tersebut dibuat persegi, maka persegi terbesarnya sama besarnya dengan dua persegi lainnya.

Kontribusi aliran Pythagoras terhadap filsafat adalah keabadian dan reinkarnasi jiwa, perlakuan baik dan berbudi luhur terhadap semua makhluk hidup, dan pengakuan matematika sebagai cara untuk memahami kebenaran tertinggi secara objektif.