Kehidupan para Filsuf Yunani Hingga Menjadi Warisan Sejarah Dunia

By Hanny Nur Fadhilah, Kamis, 7 Maret 2024 | 11:00 WIB
Kehidupan para filsuf Yunani kuno memberikan pengaruh bagi sejarah dunia. (Public domain)

Setelah kematian Socrates, Plato melakukan perjalanan selama 12 tahun, mempelajari matematika, geometri, geologi, astronomi, dan agama.

Selama masa ini, ia mulai menulis, awalnya menyampaikan filosofi Socrates. Dia kemudian mengalihkan fokusnya ke tema keadilan dan kebijaksanaan, menghasilkan The Republic yang terkenal, yang mengeksplorasi konsep pemerintahan baik hati yang dijalankan oleh raja-raja filsuf.

Plato menghabiskan tahun-tahun terakhir hidupnya di Akademi mengerjakan tulisannya, dan meninggal pada usia 80-an. Setelah kematian Plato, murid-muridnya terpecah menjadi dua kelompok.

Akademisi terus bertemu di akademi yang ia dirikan, sedangkan kelompok lainnya, Peripatetics bercabang membentuk organisasi tersendiri.

Ide-ide mereka (khususnya Plato) dianggap sebagai landasan pemikiran barat. Kontribusi Plato antara lain teori Bentuk, yang mengatakan bahwa bentuk atau gagasan non-fisik lebih ideal daripada dunia fisik, yang merupakan ekspresi ketidaksempurnaan dari cita-cita, yang hanya ada dalam arti abstrak.

Stoa

Dalam catatan sejarah dunia, kaum Stoa didirikan oleh Zeno dari Citium (340-265 SM).

Filsafat Stoa berfokus pada dunia materialistis, hukum alam, dan pengakuan akan kebaikan dan kejahatan sebagai hal yang saling menyeimbangkan satu sama lain.

Kaum Stoa Yunani diikuti oleh kaum Stoa Romawi Epictetus, dan Marcus Aurelius. Stoicisme telah mendapatkan minat baru di zaman modern.

Dalam catatan sejarah dunia, kontribusi kaum Stoa terhadap kehidupan modern adalah sebagai filsafat, di mana hidup itu dimaksudkan untuk aktif.

Kita juga harus berpartisipasi dalam politik, bersosialisasi, dan berkontribusi pada komunitas. Selain itu, kita juga tidak boleh menyerah pada tekanan hidup, tetap waspada dengan memaksimalkan emosi positif, dan mengurangi emosi negatif.