Mengungkap Kisah-Kisah Mistis dalam Sejarah Kekaisaran Ottoman

By Tri Wahyu Prasetyo, Sabtu, 2 Maret 2024 | 13:00 WIB
Dua malaikat dan seorang pria dalam literatur aja'ib al-makhluqat. (Museum Seni Walters)

Hantu dan Roh dalam Kekaisaran Ottoman

Salinan Aja'ib al-makhluqat wa ghara'ib al-mawjudat karya Zakariyya ibn Muhammad al-Qazwini. (National Museum of Asian Art - Smithsonian Institution)

Di era Ottoman, kisah-kisah seputar roh baik dan jahat yang berkeliaran di dunia adalah hal yang umum. 

Roh-roh 'baik' biasanya adalah jiwa-jiwa prajurit yang gagah berani atau orang suci yang taat. Mereka kembali ke dunia untuk membantu orang yang masih hidup maupun menangani urusan yang belum selesai semasa hidup.

Seorang cendekiawan dan mistikus abad ke-15, Hoca Sinan Pasha, mengungkap tentara tak kasat mata yang berada dalam barisan pasukan sultan.

“Mereka adalah pasukan jiwa-jiwa dari dunia gaib, dan salah satunya adalah yang tertinggi. Mereka mengenakan kostum mereka berupa topi berpuncak, terkadang berpakaian putih dan terkadang berpakaian hitam, dan mereka mengendarai kuda yang terkadang jinak dan terkadang liar,” tulisnya.

Menurut Sinan, tentara gaib ini adalah pasukan yang akan menyerang terlebih dahulu sebelum pertempuran fisik sesungguhnya dimulai. “ … jika Anda tidak dapat melihat bagaimana mereka melakukannya, itu karena Anda tidak memiliki penglihatan [yang tepat]."

Di sisi lain, roh-roh 'Jahat' adalah roh-roh yang mengganggu atau merasuki orang yang masih hidup karena satu dan lain hal. Kisah-kisah tentang roh-roh ini sering muncul dalam literatur aja'ib.

Perlu dicatat, cendekiawan dan mazhab-mazhab Islam, memiliki pandangan yang bervariasi tentang roh. Beberapa sarjana Islam yang setuju bahwa roh bisa mengembara dan bahkan berinteraksi dengan yang hidup ialah al-Ghazali, al-Jawziya, dan al-Suyuti.

Antara Kebenaran dan Fiksi

Salah satu pertanyaan terbesar dari kisah-kisah hantu ini adalah masalah kepercayaan. Tentu saja, kisah-kisah ini sulit dipercaya oleh akal kita saat ini.

Lantas, apakah orang-orang Ottoman percaya begitu saja pada kisah-kisah ini? Jawaban pastinya masih belum jelas, meskipun tampaknya campuran dari keduanya.