Sejarah Dunia Kuno: Singkap Misteri Kehidupan Sang Buddha di Lumbini

By Sysilia Tanhati, Rabu, 6 Maret 2024 | 17:00 WIB
Dalam sejarah dunia kuno, Lumbini diyakini sebagai tempat lahirnya Siddharta Gautama. ()

Di Bodh Gaya, timur laut India, Siddhartha menemukan jawabannya saat dia duduk di bawah pohon ara suci (Ficus religiosa). Pohon tersebut juga dikenal sebagai bhodi. Di sana, ia mencapai pencerahan, atau nirwana. (Neil Satyam)

Para ahli percaya bahwa Siddhartha mengajar orang lain dan sebuah sekte, yang kemudian dikenal sebagai Sangha. Di antara ajarannya adalah anjuran untuk meninggalkan keduniawian dan keterikatan untuk mencapai keadaan nirwana. Keyakinan umum umat Buddha adalah bahwa kebanyakan orang harus mengulangi siklus kematian dan kelahiran kembali selama beberapa masa kehidupan, sebuah proses yang disebut samsara. Setelah itu, mereka dapat mencapai pencerahan dan terbebas dari penderitaan.

Kitab sucinya di masa awal memberikan narasi biografi umum tentang kehidupan Sang Buddha, namun menyajikan skenario yang berbeda mengenai kapan hal itu terjadi. Beberapa pihak menyebutkan peristiwa tersebut terjadi pada pertengahan milenium ketiga SM. Sementara yang lain menyebutkan peristiwa tersebut pada akhir abad ketiga SM.

Setelah kematian Sang Buddha, ajarannya perlahan-lahan berkembang menjadi keyakinan baru yang khas. Pengikut yang berdedikasi menyebarkan ajarannya ke seluruh Asia.

Ashoka dan penyebaran ajaran Buddha

Pada abad ketiga SM, seorang raja yang sangat luar biasa berkuasa dan membantu keyakinan baru ini berkembang dan bertumbuh. Namanya Ashoka, cucu pendiri kerajaan Maurya, sebuah dinasti kuat yang berpusat di kota Pataliputra kuno (dekat Patna modern). Bangsa Maurya mengeksploitasi kekosongan kekuasaan setelah kematian Aleksander Agung pada tahun 323 SM. Mereka memperluas kekuasaan Maurya di seluruh India utara.

Ashoka Agung menjadi penguasa sekitar tahun 265 SM. Ia terus menaklukkan wilayah baru untuk kerajaannya. Pada tahun ke-8 pemerintahannya, ia mengalami perubahan spiritual yang mendalam.

Menurut catatannya sendiri, hal ini terjadi setelah penaklukan Ashoka atas wilayah tetangga Kalinga. Setelah mengamati penderitaan yang diakibatkan oleh perangnya, raja merasa sangat menyesal. Hal ini membuatnya meninggalkan kekerasan dan memeluk agama Buddha. Ashoka menerapkan ajaran Buddha sebagai kebijakan kerajaannya. “Ia menuliskan prinsip-prinsip dan strategi barunya pada tengara dan pilar di seluruh kerajaannya,” Walker menambahkan lagi.

Tindakan Ashoka ini mendorong penyebaran agama Buddha secara besar-besaran di seluruh India. Sekitar tahun 50 SM berbagai aliran ajaran Buddha mulai “berkelana” melalui jaringan perdagangan, termasuk Jalur Sutra. Ajaran Buddha mulai berakar ribuan kilometer di sebelah timur tanah airnya dan mencapai Jepang pada abad kelima.

Seiring berkembangnya ajaran Buddha, penganutnya mulai melakukan ziarah ke tempat kelahiran Buddha—Lumbini.

Cahaya baru di Lumbini

Teks-teks Buddhis menggambarkan peristiwa persalinan Maya. Ia sedang bepergian ke rumah orang tuanya ketika dia melahirkan di Lumbini. Maya pun melahirkan sambil berpegangan pada dahan pohon sal. Selama beberapa abad setelah wafatnya Sang Buddha, situs ini tetap penting. Namun popularitasnya menurun seiring berjalannya waktu, mungkin karena pergolakan politik di wilayah tersebut.