Sejarah Dunia Kuno: Singkap Misteri Kehidupan Sang Buddha di Lumbini

By Sysilia Tanhati, Rabu, 6 Maret 2024 | 17:00 WIB
Dalam sejarah dunia kuno, Lumbini diyakini sebagai tempat lahirnya Siddharta Gautama. ()

Pada tahun 1890-an sebuah pilar ditemukan di sana dengan abad ketiga SM. Pilar itu merupakan prasasti atas nama Raja Devanam Priya Priyadarsin, yang diidentifikasi oleh sebagian besar sejarawan sebagai Ashoka Agung. Pada pilar ada tulisan, “Setelah diurapi selama 20 tahun, ia datang sendiri dan memuja tempat ini, karena Buddha Shakyamuni lahir di sini.” Tempat kelahiran Sang Buddha telah ditemukan kembali.

Penggalian di Lumbini telah mengungkap sebuah situs kompleks dengan banyak bangunan yang didirikan selama berabad-abad. Salah satu yang paling suci adalah Tangki Shakya, sebuah kolam tempat Maya diyakini mandi sebelum melahirkan. Sisa-sisa biara Buddha ditemukan berasal dari abad ketiga SM hingga abad kelima M.

Para arkeolog juga telah menemukan reruntuhan stupa (kuil suci) yang berasal dari abad ke-15 M. Bangunan utama situs tersebut, Kuil Maya, dibangun di atas bangunan Ashoka sebelumnya. Pada tahun 1996, sebuah blok ditemukan di bawah kuil, diyakini menandai tempat kelahiran Sang Buddha. Pada tahun 1997 UNESCO menetapkan kompleks Lumbini sebagai situs Warisan Dunia.

Sampai saat ini, bukti arkeologi paling awal mengenai praktik Buddhis yang ada berasal dari abad ketiga SM, namun penemuan pada tahun 2011 mungkin mengubah keyakinan tersebut. Sebuah tim internasional telah melakukan penggalian di bawah trotoar batu bata era Ashoka di Lumbini. Dipimpin oleh arkeolog Robin Coningham dan Kosh Prasad Acharya, tim memindahkan trotoar untuk menemukan sisa-sisa bangunan kayu. Ketika dianalisis, sampel tersebut ditemukan berasal dari sekitar 550 SM.

Akar pohon termineralisasi yang ditemukan di sana menunjukkan bahwa struktur kayu tersebut kemungkinan besar adalah bodhigara, sebuah kuil pohon.

Menurut tradisi, Sang Buddha menetapkan Lumbini sebagai tempat ziarah semasa hidupnya. Karena kuil pohon ini diperkirakan berasal dari sekitar abad keenam SM, penemuan ini menunjukkan bahwa Sang Buddha mungkin hidup pada suatu waktu di abad keenam SM. Hal ini memberikan bukti baru kepada para sejarawan untuk dipertimbangkan ketika mereka berupaya merekonstruksi kehidupan Sang Buddha.